MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) menggelar kegiatan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal. Bertujuan mengenalkan kepada masyarakat makanan alternatif pengganti nasi yaitu ubi.
Bertempat di koridor Gedung Rektorat lantai 1, Sabtu (26/10/2024). Dalam kegiatan ini juga hadir pihak Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bank Indonesia (BI) serta tamu undangan lainnya.
Hebatnya dalam giat ini juga dilakukan pembagian ribuan bibit tanaman kepada kepada 113 kelompok urban farming di Kota Malang. Terdiri dari 4 ribu bibit cabai dan 620 bibit ubi porang.
Ketua Pelaksana Abdul Ghofar, SE., M.si., DBA., Ak menjelaskan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda dari rangkaian acara Dies Natalis UB ke-62 yang diisi dengan pemberian bibit cabai dan ubi serta workshop.
“Kita nanti bekerja sama dengan dinas pertanian pangan dan juga Bank Indonesia (BI) memberikan bibit cabai dan ubi pada komunitas urban farming.”
“Untuk ubinya kita sebut Varietas Brawijaya. Kita membagikan dua bibit tanaman ini karena menanam cabai dan ubi bisa menjadi salah satu alternatif ketika terjadi inflasi,” kata Abdul Ghofar.
Acara pembagian bibit dan juga seminar yang digelar UB, Sabtu (26/10/2024) di Gedung Rektorat lantai 1. (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi / Malang post)
Direktur Bapanas Rinna Syawal menyatakan beragam potensi pangan Nusantara yang mencapai ratusan, baik sebagai sumber karbohidrat, protein, maupun sayuran, bisa hilang.
“Sungguh mengkhawatirkan, anak-anak muda sekarang sudah mulai menyukai makanan luar. Seperti makanan Korea, Jepang, bahkan Thailand. Kalau tidak kita kenalkan dan kita galakkan kembali pangan lokal. Lama-lama bisa hilang kuliner Nusantara kita,” jelasnya
“Sehingga ketika sebuah perguruan tinggi sedang menggalakkan gerakan konsumsi pangan lokal seperti halnya di Universitas Brawijaya ini, insyallah kita support.”
Rinna Syawal melanjutkan, saat ini penting untuk melakukan diversifikasi pangan. Sebagai langkah menjaga ketahanan pangan nasional.
Terlebih beberapa negara sedang menghadapi krisis pangan. Maka Indonesia bisa lebih kuat dengan tidak terlalu bergantung pada beras.
“Pangan lokal kita, seperti ubi, memiliki kandungan nutrisi yang baik dan perlu dimanfaatkan secara maksimal,” imbuhnya.
Rektor UB, Prof Widodo mengatakan, UB memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung program ketahanan pangan. Maka pihaknya menggalakkan gerakan konsumsi pangan lokal.
Menurutnya gerakan itu sejalan dengan visi UB untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
“Menanam cabai dan ubi mungkin terlihat sederhana, tetapi dampaknya pada inflasi dan ketahanan pangan sangat signifikan,” ujar Prof Widodo.
Menurutnya gerakan itu sejalan dengan visi UB untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
“Menanam cabai dan ubi mungkin terlihat sederhana. Tetapi dampaknya pada inflasi dan ketahanan pangan sangat signifikan,” urainya
UB juga melibatkan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) untuk memberikan solusi pertanian perkotaan yang efisien, yakni dengan inovasi program “Ubi dalam Karung”.
Program tersebut juga diluncurkan bersamaan dengan rangkaian peringatan Dies Natalis Universitas Brawijaya yang ke-62. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)