MALANG POST – Salah satu program unggulan pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI) mendapat respons postif dari pelaku event. Seperti dari Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang Raden Djoni Sudjatmoko.
Program 1.000 event yang digagas WALI dirasa bisa menjadi ”Leading Program” yang mampu menggerakan 4 program unggulan lainnya. Empat program lain seperti dana pembangunan RT Rp 50 juta, seragam gratis, beasiswa pendidikan dan penyelesaian banjir dan parkir. Sehingga anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Malang tetap maksimal di sektor lain.
Dukungan yang diberikan Djoni sangat beralasan. Pasalnya, ia adalah salah pelaku event di Kota Malang, seperti kegiatan keolahragaan dan beberapa festival lainnya.
”Calon yang mencetuskan adalah orang yang luar biasa, coba dihitung,” katanya.
Djoni menceritakan, satu event olahraga bela diri yang pernah ia helat di Kota Malang bisa mengundang 8.000 orang. Dengan rincian 3.000 adalah peserta dan 5.000 adalah penonton. Detailnya dari 3.000 itu, 500 peserta dari Kota Malang dan 2.500 dari luar Kota Malang. Kemudian 1.000 penonton dari Kota Malang dan 4.000 dari luar Kota Malang.
”Dengan estimasi setiap orang membawa Rp 1 juta untuk penginapan dan makan dalam 1 hari, maka ada sekitar 6.500 orang luar kota ke Malang dalam 1 event,” paparnya.
Jika dihitung kasar 6.500 orang melakukan transaksi Rp 1 juta maka akan ada perputaran uang sekitar Rp 6,5 m. dengan persentase pajak 10 persen maka akan ada pemasukan pajak Rp 650 juta per event. Lalu dikali dengan 1.000 event maka pendapatan dari pajak bisa mencapai Rp 650 miliar.
Dari pendapatan itu diperkirakan bisa membantu program lain. Dari data BPS Kota Malang per 2023 jumlah RT di Kota Malang ada sebanyak 4.315. Jadi program dana pembangunan RT Rp 50 juta diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp 215 miliar.
Lalu, program seragam gratis dari data Kemendikbud jumlah total pelajar di Kota Malang mencapai 180.820 orang. Jika estimasi harga seragam sekitar Rp 300 ribu maka anggarannya mencapai Rp 54 miliar. dan sisanya bisa dianggarkan untuk kebutuhan beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa di Kota Malang. dengan persyaratan berprestasi dan dari keluarga tidak mampu. Serta untuk menaikan pendapatan asli daerah (PAD).
”Itu semua bisa menjadi gambaran jika program unggulannya bisa saling berhubungan, nanti tinggal peran pemerintah memberikan stimulus baik dari pendanaan dan perizinan yang mudah,” tambah Djoni.
Djoni menerangkan jika program 1.000 event ini bisa berdampak luas bagi Kota Malang. Seperti penginapan, jasa, UMKM dan pegiat seni budaya. Karena program 1.000 event akan menyasar berbagai sektor mulai dari kebudayaan, kesenian, olahraga, keagamaan, hingga event dan festival.
Pria yang juga menjabat sebagai penasehat lembaga perekonomian Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur semua sektor bisa berdaya nantinya jika program berjalan. ”Kita harus melihat potensi Kota Malang menjadi kota wisata karena mereka yang ke Batu atau ke Malang Selatan pasti akan ke Kota Malang,” paparnya.
Nantinya pemerintah akan berperan memberi umpan kepada para pegiat seni. Dengan mudahnya perizinan maka kesempatan mendapatkan mitra kerja atau sponsor akan semakin mudah. Hal itu juga bisa menjadi salah satu nilai dan tujuan bagi pengunjung untuk ke Kota Malang.(Eka Nurcahyo)