
MALANG POST – Banyak pihak meragukan penampilan paslon Firhando Gumelar – H Rudi sebelum debat publik pertama yang digelar KPU Kota Batu, beberapa waktu lalu. Keraguan muncul karena paslon ini masih sangat minim pengalaman birokrasi, terutama Mas Gum.
Namun ternyata, keraguan-keraguan yang muncul sebelum debat itu berhasil dijawab oleh paslon Batu Sejuk. Mereka tampil seperti ‘kuda hitam’ yang sangat mengejutkan, dengan mengimbangi dua paslon lain yang dinilai lebih kenyang pengalaman.
“Bisa dilihat, ternyata fakta berkata lain. Mas Gum nampak tak demam panggung. Jawabannya juga lugas dan program-program yang dipaparkan cukup inovatif,” kata salah satu Anggota DPRD Kota Batu fraksi Demokrat, Wildan Bimantoro, Kamis (24/10/2024).
Dia mencontohkan, bagaimana Mas Gum menyampaikan visi-misinya pada segmen pertama. Menurutnya, kelancaran dan kelugasan Mas Gum menjelaskan visi dan misinya yang termuat dalam tagline-nya, yakni Sejahtera, Ekologis, Jujur, Ulet dan Kreatif patut diapresiasi.
Pada segmen kedua, terkait pendalaman visi-misi, lagi-lagi penyampaian paslon Firhando Gumelar-H Rudi dinilai lebih dari ekspektasi banyak orang, terutama bagaimana Firhando dan H Rudi sangat menguasai materi yang mereka sampaikan, terutama terkait Batu Smart Waste Management atau pengelolaan sampah, Batu Creative Center, Agribisnis Center dan beberapa program lain yang mereka siapkan.
Khusus Batu Creative Center, bagi Wildan sangat mewakili sosok Firhando Gumelar yang masih muda, ulet dan kreatif. Dengan program ini, menurut Wildan, akan menjadi wadah yang selama ini dibutuhkan anak muda Kota Batu.
Masuk pada segmen ketiga, Mas Gum maupun Rudi kembali menunjukkan kualitasnya lewat jawaban yang mereka sampaikan atas pertanyaan panelis maupun tanggapan paslon lain.
“Mas Gum dengan tenang menyampaikan bagaimana meralisasi program pengelolaan sampah yang dia canangkan, upaya dan langkah apa saja untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan produktivitas pertanian di Kota Batu, serta bagaimana mengangkat kesenian, kebudayaan dan ekonomi kreatif di Kota Batu. Semua menjadi jawaban bagi pelbagai persoalan di Kota Batu,” papar Wildan.
Pada segmen keempat dan kelima, di matanya tak jauh beda. Pasangan muda dan berpengalaman ini bisa saling mengisi saat menjawab setiap pertanyaan maupun ketika giliran mereka menjawab pertanyaan seputar program satu desa satu wisata.
“Secara keseluruhan cukup bagus. Ini sudah melebihi ekspektasi semua orang. Terutama Mas Gum yang awalnya dianggap anak kemarin sore,” katanya.
Soal closing statement, Wildan juga mengapresiasi bagaimana pernyataan Mas Gum yang menyatakan bahwa “Uang rakyat kembali ke rakyat” serta “Demokrasi sebaiknya dipahami dengan sejuk, bukan memecah belah masyarakat melalui politik identitas”.
“Ini jadi closing statement yang menurut saya sesuai dengan harapan masyarakat Kota Batu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)