MALANG POST – Banyak kasus kriminal yang terjadi di Kota Batu, ternyata juga berdampak pada branding Kota Batu, sebagai Kota Wisata.
Kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Batu, Didik Rocki, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (24/10/2024), menyampaikan hal tersebut.
Didik lantas mencontohkan, seperti terjadinya kasus seperti terorisme, penipuan villa dan kasus asusila yang terjadi di salah satu villa di Kota Batu. Peristiwa itu berdampak pada image kota Batu, sebagai kota wisata keluarga.
“Untuk mengatasi hal itu, sudah seharusnya pelaku usaha pariwisata bergerak dan berkolaborasi, guna mengembalikan citra positif Kota Batu,” jelasnya.
Didik juga berpesan, BPPD memiliki program untuk memberikan edukasi ke pelaku usaha villa dan penginapan, terkait sapta pesona pariwisata.
Dosen Prodi Pariwisata Universitas Brawijaya, Edriana Pangestuti, juga menyebutkan hal yangs ama. Isu negatif seperti kasus asusila menjadi masalah dasar, yang juga terjadi di kota wisata lainnya.
Kata Edriana, untuk mengembalikan image positif kota Batu, diperlukan kolaborasi antar stakeholder. Mulai dari pemerintah sampai pelaku usaha pariwisata.
“Untuk meminimalisir isu negatif tersebut, pelaku usaha wisata bisa menonjolkan keunikan Kota Batu, dibandingkan kota wisata lainnya. Juga bagaimana Kota Batu fokus pada wisata keluarga dan wisata edukatif, untuk meminimalisir isu negatif,” katanya.
Sementara itu, pengusaha vila di Kota Batu, Muhammad Rizki Ramdan, mengakui ada perubahan perilaku konsumen di sektor pariwisata Kota Batu. Dulunya wisatawan banyak yang menginap di hotel, tapi sekarang beralih ke villa.
“Pengusaha villa saat ini juga mulai berbenah, dengan memberikan fasilitas yang memadai dan bangunan villa dengan kondisi yang baik. Selain itu, metode promosi yang mengutamakan konten di media sosial juga bisa menarik wisatawan, untuk menginap di hotel,” jelas Rizki.
Rizki juga berpesan, dibutuhkan dilakukan brand recovery, untuk memulihkan image kota Batu yang mulai menjadi negatif, dengan banyaknya kasus negatif yang terjadi. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)