MALANG POST – Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Malang, HM Sanusi – Lathifah Shohib, senantiasa memasang target dalam periode kepemimpinannya ke depan, adalah untuk menjadikan Kabupaten Malang jauh lebih baik lagi.
Keinginan itu mulai terlihat, dengan ada investor yang telah masuk berinvestasi ke Kabupaten Malang. Salah satunya di wilayah Karangploso.
“Di Kecamatan Karangploso, mulai ada investor yang akan berinvestasi dan berminat membangun hotel di daerah Donowarih,” ucapnya pasangan Salaf ini, saat ditemui awak media Senin (21/10/2024).
Dengan adanya investor itu, lanjut petahana ini, jelas mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Malang. Apalagi yang akan dibangun di Desa Donowareh, Kecamatan Karangploso tersebut, adalah sebuah hotel berbintang lima.
“Saat saya menjabat Bupati, ada investor yang berminat membangun hotel di sana (Donowareh). Saya memang berharap banyak investor yang masuk Kabupaten Malang,” jelasnya.
Untuk itu, tambah Sanusi, dengan adanya investor yang berminat membangun hotel di daerah Donowarih itu, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
“Itu jelas akan bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Apalagi hotel yang akan dibangun berkelas bintang lima dan investornya dari Marriot Hotels, itu jelas pengaruh ke PAD,” terangnya.
Sebab, tambah Sanusi, disetiap pendapatan dari hotel-hotel tersebut, 10 persen disetorkan untuk pembangunan daerah.
“Maka saya optimis Kabupaten Malang akan semakin baik lagi dengan banyaknya investor yang akan masuk,” tandasnya.
Sebelumnya, saat berkunjung ke pabrik rokok yang ada di Kabupaten Malang, Sanusi juga terlihat punya kepedulian yang tinggi terhadap ibu-ibu pahlawan PAD (pendapatan asli daerah), yang bekerja sebagai buruh pabrik rokok.
Cabup petahana yang juga politisi PDI Perjuagan ini berjanji, akan terus mengawal kebijakan pajak cukai rokok agar tak sampai berdampak pada masyarakat bawah.
Komitmen itu disampaikan Abah Sanusi, ketika berkunjung secara maraton menyapa para buruh pabrik rokok di sejumlah perusahaan di wilayah Kabupaten Malang. Mulai di daerah Kecamatan Dampit, Pagelaran, Tajinan, hingga Kecamatan Turen.
Tak ayal, sejumlah buruh yang didominasi emak-emak ini berebut swafoto hingga menyampaikan uneg-uneg mereka. Rata-rata, kenaikan cukai rokok yang hampir terjadi setiap tahunnya masih menjadi momok utama mereka.
Padahal, perusahan rokok ini menjadi perusahaan paling banyak menyerap tenaga kerja.
Sanusi membenarkan jika kenaikan pajak cukai rokok berpengaruh tak hanya dari segi bisnis dan pendapatan, tapi juga bagi masyarakat yang sudah menggantungkan hidup bekerja di pabrik rokok.
“Jika pajak rokok terlalu tinggi, dikhawatirkan akan banyak terjadi pengurangan karyawan dan akhirnya mereka kehilangan nafkah utamanya,” kata Sanusi.
Rata-rata, kata Sanusi, jumlah karyawan dalam satu perusahaan rokok berkisar mencapai ratusan hingga ribuan. Sementara, jumlah pabrik rokok di Kabupaten Malang ada lebih dari 100 industri.
“Rata-rata satu pabrik rokok itu menyerap tenaga kerja antara 800 hingga 1.000 karyawan, ada yang sampai 1.400. Artinya, itu kan mendorong tingkat serapan tenaga kerja di wilayah kita,” ujarnya. (*/Ra Indrata)