MALANG POST – Sebanyak 50 guru SMP mata pelajaran (mapel) IPS di Kota Malang mengikuti kegiatan bertajuk “Konservasi Koleksi Museum Mpu Purwa”.
Kegiatan ini digelar Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang. Berlangsung selama dua hari, yaitu hari Rabu dan Kamis (16-17/10/2024).
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Kota Malang, Juli Handayani, SE, MM, kegiatan konservasi benda-benda koleksi Museum Mpu Purwa ini dilakukan rutin setiap tahun. Kali ini pembelajaran dan praktik konservasi benda-benda koleksi Mpu Purwa diikuti para guru SMP mapel IPS.
“Berlangsung dua hari. Hari ini diikuti 30 guru dan besok diikuti 20 guru,” ujar Juli.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan kepada mereka bagaimana cara menjaga, merawat dan membersihkan benda-benda warisan budaya. Seperti arca-arca, artefak, prasasti dan lainnya.
Sekdin Disdikbud Kota Malang, Tri Oky Rudianto P (tengah) didampingi Kabid Kebudayaan, Juli Handayani (kanan) dan nara sumber, Rakai Hino Galeswangi, saat pembukaan kegiatan. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Ini juga sebagai edukasi bagi masyarakat, para guru dan pelajar, bagaimana menjaga, memelihara, merawat dan membersihkan dari benda-benda warisan budaya itu. “Agar mereka juga paham cara membersihkan dan merawatnya,” jelas Juli.
Dengan begitu, harapannya kita dan masyarakat lebih mencintai warisan leluhur itu. Ini juga salah satu kiat agar angka kunjungan ke museum, khususnya Museum Mpu Purwa, terus meningkat.
Berdasarkan data yang ada, tahun 2023 lalu angka kunjungan ke Museum Mpu Purwa sebanyak 11.000 orang lebih. Sedang saat ini, sampai 31 Agustus 2024, sebanyak 9.300 pengunjung. Juli optimistis, hingga akhir tahun 2024, angka kunjungan di Museum Mpu Purwa lebih banyak.
Pelaksanaan kegiatan konservasi benda-benda koleksi Mpu Purwa dibuka oleh Sekretaris Dinas (Sekdin) Disdikbud Kota Malang, Tri Oky Rudianto P, SE, MSi. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat. Karena bisa jadi untuk mengenalkan koleksi museum bagi yang pertama kali berkunjung ke Museum Mpu Purwa Kota Malang. Bahkan, agar mereka lebih mencintai benda-benda warisan budaya ini.
Narasumber menyampaikan tutorial cara merawat dan membersihkan benda-benda koleksi Museum Mpu Purwa. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Sekdin Oky mengungkapkan, jangankan masyarakat, masih banyak.ASN pemkot yang belum mengetahui museum ini. Karena itu, perlu ada kiat atau inovasi agar museum ini lebih dikenal masyarajat luas.
Salah satunya, ya, lewat kegiatan konservasi semacam ini. Para guru bisa mengetahui betapa rumitnya membersihkan benda warisan budaya itu. “Para guru juga bisa menyampaikan tentang museum ini ke anak didik dan masyarakat,” jelas Oky.
Oky pum bercerita tentang museum saat dia nasih kecil. Dulu, ketika ada studi tour ke luar daerah, maka yang menjadi jujugan adalah museum. Namun, kini rasanya tak pernah lagi.
“Apakah kini museum tak menarik lagi? Ini PR bagi kita semua. Karena itu, dinas harus punya inovasi untuk lebih mengembangkan dan menarik wisatawan berkunjung ke museum.
Apalagi, saat Hari Museum Nasional 2024 belum lama ini, Kota Malang untuk pertama kalinya ditunjuk sebagai tuan rumah. Dan, alhamdulillah berlangsung sukses. “Event semacam ini. Termasuk konservasi koleksi Museum Mpu Purwa bisa menjadi agenda rutin dan mempublikasikan, ini lho Kota Malang,” jelas Oky.
Para peserta guru SMP mapel IPS praktik membersihkan arca koleksi Museum Mpu Purwa Kota Malang. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Dalam kegiatan konservasi ini sebagai nara sumber adalah Rakai Hino Galeswangi, akademisi arkeologi yang juga Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang. Dia didampingi Nona Nur Madina, mahasiswa S3 yang juga penggiat sejarah.
Setelah mendapat materi apa itu dan pentingnya konservasi benda-benda bersejarah di ruang diorama Museum Mpu Purwa, para guru praktik merawat dan membersihkan arca-arca dan benda sejarah lainnya. Seperti arca Siwa, arca tokoh dewa, fragmen candi, dan umpak,serta lumpang.
Para guru sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka juga ikut praktik membersihkan arca-arca memakai kuas dan air. “Harus hati-hati cara membersihkannya agar arca tidak rusak dan terawat dengan baik,” kata Rakai Hino.
Faniatul Mujaya, guru SMPN 11 Kota Malang, merasa gembira bisa mengikuti kegiatan konservasi ini. Menurutnya, kegiatan sangat perlu ke generasi muda. Terutama ke guru dan pelajar.
Fani, sapaan akrabnya, berharap dinas bisa berinovasi membuat kegiatan yang menarik agar museum lebih digemari masyarakat. Juga ada fasilitas yang memudahkan para siswa untuk berkunjung ke museum. Tetutama, fasilitas transportasi ke museum secara gratis.
Evi Wulandari, guru SMPN 2 juga antusias mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini bagus. Karena membuka wawasan tentang pelestarian budaya. “Sangat bermanfaat untuk edukasi dan informasi ke masyarakat,” katanya.(*/Eka Nurcahyo)