
ANDALAN: Calon Bupati Malang, HM Sanusi, didampingi Hj Anis Zaida Sanusi, saat menyapa buruh pabrik kopi PT Asal Jaya Dampit. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Calon Bupati Malang nomor urut 01, HM Sanusi, benar-benar memanfaatkan masa kampanye, untuk marathon berkunjung ke beberapa perusahaan.
Setelah mendatangi beberapa perusahaan di wilayah Kecamatan Dampit dan Kecamatan Pagelaran, pasangan dari Lathifah Shohib dengan sebutan Salaf ini, langsung mendatangi wilayah Kecamatan Tajinan, Rabu (16/10/2024).
Di Kecamatan Tajinan, calon petahana ini mendatangi pabrik rokok CV Banyuanyar Lestari, untuk menyapa ratusan pekerja pabrik rokok tersebut.
Usai di Kecamatan Tajinan, Sanusi bersama rombongan langsung bertolak ke wilayah Kecamatan Bululawang. Persisnya di sebuah perusahan yang bergerak di bidang Sound System Horeg. Yakni Bintang Perkasa Audio atau BP Audio, di Desa Bakalan.
Dalam kunjungannya di BP Audio tersebut, Calon Bupati nomor urut 01 Pilkada Kabupaten Malang 2024, yang berpasangan dengan Lathifah Shohib itu, terlihat menikmati suara dari Audio Sound System Horeg milik Bintang Perkasa Audio tersebut.

SOUND HOREG: Sanusi saat berada di perusahaan yang bergerak di bidang sound system, Bintang Perkasa Audio. (Foto: Istimewa)
Selanjutnya, Sanusi mendatangi pabrik rokok CV Ambarawa, yang berada di Desa Talok, Kecamatan Turen.
Di pabrik rokok CV Ambarawa, Sanusi saat ditemui awak media, memaparkan beberapa program yang akan dilakukan jika Pasangan Calon (Paslon) Bupati Malang Sanusi-Lathifah (SaLaf) terpilih. Salah satunya, akan mengupayakan cukai rokok dalam setiap tahunnya tidak mengalami kenaikan.
Karena, pabrik rokok dinilai banyak menyerap tenaga kerja. Rata-rata dalam satu pabrik rokok, bisa menampung 800-1.000 karyawan. Bahkan ada yang mencapai 1.400 karyawan.
“Jika pajak naik, maka dampaknya terhadap pengurangan karyawan. Karena keuntungannya berkurang,” katanya.
Untuk itu, lanjut pria kelahiran Gondanglegi ini, dirinya bakal mengusulkan ke pemerintah pusat. Baik Presiden Republik Indonesia (RI) atau kementerian terkait, supaya kenaikan pajak cukai rokok ditinjau kembali.

SIGARET: Sanusi ketika berbincang dengan buruh Pabrik Rokok Banyuanyar Lestari. (Foto: Istimewa)
“Ya kita usulkan nanti ke Presiden maupun kementerian yang ngurusi itu. Agar pajak rokok ditinjau kembali karena merasa berat dengan pajak yang tinggi,” jelasnya.
Jika itu berhasil dilakukan, tambah Abah Sanusi, akan berdampak pada kesejahteraan pabrik dan karyawan. Karena pabrik akan mendapatkan keuntungan yang lebih sehingga kesejahteraan karyawan terjamin.
“Dengan pengurangan pajak maka pabrik rokok akan mendapatkan pendapatan yang lebih, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan,” terangnya.
Ketika ditanya, pabrik rokok yang dikunjungi tersebut apa pabrik rokok ilegal? Sanusi menegaskan, semua semua pabrik yang dikunjungi, merupakan pabrik legal dan telah memiliki ijin.
“Semua pabrik rokok yang saya kunjungi itu pabrik legal dan berizin semua. Apalagi pabrik rokok itu pemasarannya ke seluruh Indonesia,” tegasnya. (*/Ra Indrata)