MALANG POST – Sejumlah ulama dan politisi senior Kota Batu menitipkan pesan moral untuk pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Firhando Gumelar – H Rudi untuk mengarungi Pilkada Kota Batu 2024.
Tiga tokoh yang dikunjungi Firhando Gumelar dan Rudi adalah mantan Wakil Wali Kota Batu 2007-2012 Budiono, pengasuh Ponpes Darul Mutaalimin KH Abdullah Tohir dan pengasuh ponpes Hidayatul Mubtadiin KH M. Sodik.
Tokoh pertama yang dikunjungi Mas Gum adalah KH Abdullah Tohir. Dalam pertemuan tersebut, Mas Gum meminta doa, restu dan masukan-masukan untuk penyelarasan program serta visi misinya.
Nampak silaturahmi berlangsung dengan penuh keakraban dan kebersamaan, dengan saling bertukar pandangan dalam upaya memperkuat sinergi, dalam rangka memajukan serta mengoptimalisasi perkembangan agama Islam di Kota Batu.
Dalam pertemuan tersebut, KH Abdullah Tohir yang juga Ketua MUI Kota Batu sangat senang dengan persona, program dan target kerja Mas Gum.
Bahkan dia sempat menyebut Mas Gum mirip dengan Wali Kota Batu 2007-2017 alm. Eddy Rumpoko. Dari fisik, pembawaan persona, gaya bicara, hingga gesture tubuh. Dia berharap Mas Gum bisa menang dan meniru sisi positif dari alm. Eddy Rumpoko.
“Wah ini bener kayak Pak ER ya. Dulu kalau Pak ER foto sama saya, fisiknya sama dan persis. Ya Allah bismillah ya mas,” kata KH Abdullah.
Dari kediaman KH Abdullah Tohir, Mas Gum bersilaturahmi ke Budiono. Dalam perbincangan santai dan penuh kehangatan, Mas Gum disuguhi teh serta kudapan bakpia durian dan talas goreng
Suguhan itu punya filosofi harapan apabila kelak Mas Gum menjabat wali kota nantinya tidak perlu mengejar pujian orang, tidak perlu terkesan dengan harta dan tidak perlu mengejar status sosial yang keren. Namun hanya bertanggung jawab kepada Allah SWT serta bertumbuh dan bermanfaat untuk orang lain.
SILATURAHMI: Mas Gum saat bersilaturahmi ke kediaman mantan walikota dan alim ulama Kota Batu. (Foto: Istimewa)
Dalam pertemuan tersebut, Budiono menyampaikan, bahwa Kota Batu ini harus segera melakukan regenerasi kepemimpinan. Dengan sumber daya yang mumpuni, topografi yang unik, serta panorama yang memanjakan mata, Kota Batu seharunya bisa jauh lebih maju dari saat ini.
“Wali Kota Eddy Rumpoko sudah menjadikan Batu sebagai kota wisata, maka tugas dari Mas Gum nantinya adalah membawa kota wisata itu naik kelas,” tutur Budiono.
Menurut Budiono, banyak masyarakat Kota Batu yang sudah bosan dengan rezim lama. Sebab tidak ada perubahan masif dan berarti di Kota Batu.
Masyarakat ingin ada pemimpin baru yang membawa segudang ide dan program untuk menjadikan Batu lebih menarik dan sejuk kembali sehingga ekonomi masyarakat bisa naik juga.
Budiono titip kepada Mas Gum untuk menyelesaikan masalah sampah. Dia kurang setuju dengan keputusan bahwa sampah harus sepenuhnya dikelola oleh masyarakat.
Pemerintah kota melalui dinas terkait harus bertanggung jawab untuk menjadikan Kota Batu bersih dari sampah. Banyak sekali cara yang bisa ditempuh dan biasanya orang baru yang bisa merealisasikan, sebab tidak punya beban yang harus dipikul selain janji dan amanah rakyat.
Mas Gum melanjutkan perjalanannya ke kediaman KH M. Sodik. Dalam kesempatan ini, Mas Gum meminta restu kepada KH M. Sodik dan harus melakukan apa saja untuk bisa memakmurkan masyarakat Kota Batu tanpa melupakan garis-garis agama.
Usai silaturahmi, Mas Gum mengaku sangat terhormat karena diterima secara terbuka oleh tokoh-tokoh penting di Kota Batu.
Banyak sekali ilmu yang diserap dan akan diselaraskan dengan visi-misinya. Hampir semua tokoh memiliki pandangan yang sama yakni ingin Kota Batu naik kelas dengan perubahan-perubahan di banyak sisi.
“Alhamdulillah, saya tidak menyangka bahwa saya yang anak muda ini dan selalu dianggap ora ori Kota Batu, diterima dengan baik dan diberikan banyak sekali ilmu yang bermanfaat dari beliau semua,” kata Mas Gum.
“Saya yakin semua pemimpin pendahulu di Kota Batu memiliki program terbaik yang bisa diteruskan. Semua hal baik yang sudah dicetak di Kota Batu harus diberdayakan terus, karena sejatinya menjadi kepala daerah itu adalah pembangunan berkelanjutan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)