MALANG POST – Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, Nurochman – Heli Suyanto berkomitmen memajukan pariwisata berbasis konservasi.
Menurut paslon Wang mBatu Nyell, hal ini perlu dilakukan di Kota Batu guna mengintegrasikan sektor pariwisata dan upaya pelestarian lingkungan.
Keinginan ini muncul saat Cak Nur berkunjung ke destinasi wisata telaga atau blumbang di Kampung Macari Lahor, Desa Pesanggrahan, Kota Batu.
Di tempat itu, terdapat sebuah telaga terbentuk dari sumber mata air yang masih lestari berkat kepedulian masyarakat setempat. Tentu jika digarap dengan baik, maka Telaga Macari bisa menjadi destinasi wisata desa yang populer.
Mimpi itu disampaikan Imam Ghazali, salah satu tokoh masyarakat Kampung Macari. Dia yakin paslon yang diusung PKB dan Gerindra serta didukung PSI itu bisa mewujudkannya.
Menurut Imam, Blumbang Macari, bukan hanya sekedar tempat wisata, melainkan juga potret dari keteguhan warga dalam aktivitas pelestarian lingkungan di tengah hingar-bingar pariwisata.
“Sumber Macari adalah wisata edukasi, bukan sekedar wisata saja. Konsep wisata di sini memang lebih menekankan pada edukasi konservasi sumber mata air yang ada di wilayah Batu,” tutur Imam, Jumat (11/10/2024).
PAPARKAN: Calon Wali Kota Batu, Nurochman saat memaparkan ide pengembangan pariwisata berbasis konservasi di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Dalam hal ini, lanjut dia, membutuhkan karakter pemimpin yang tidak hanya fokus pada aktivitas ekonomi saja, melainkan keseimbangan antara keduanya.
“Hal tersebut ada pada mereka berdua. Kami ingin konsep pariwisata berkelanjutan ini terus ada, kalau bisa di seluruh daerah juga punya kesadaran seperti ini,” paparnya.
Sementara itu, Cak Nur berkomitmen mendukung pengembangan destinasi wisata di setiap desa, termasuk di Kampung Macari yang sangat potensial. Saat ini, destinasi itu sudah mulai tergarap berkat bantuan APBN.
“Kedepannya apabila kami dipercaya masyarakat, kami akan kembali mengalokasikan anggaran APBD untuk pengembangan wisata tematik di kampung tersebut,” imbuhnya.
Tak hanya sekedar pariwisata, pihaknya juga akan mendukung pengembangan ekopariwisata di Blumbang Macari untuk terus menebar praktik baik pendidikan terkait konservasi lingkungan.
Di sisi lain, jika potensi wisata di Blumbang Macari dapat dikelola dengan baik, Cak Nur percaya kampung ini akan berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Tak hanya itu, kesejahteraan para pekerja wisata, baik di Blumbang Macari maupun pekerja informal di destinasi lain juga harus didukung dengan asuransi kesehatan, hal ini sangat penting,” tegasnya.
Lebih lanjut, alih fungsi lahan kawasan hutan selama ini termasuk penyebab utama berkurangnya sumber mata air di beberapa titik. Sehingga harus diikuti pula dengan gerakan penghijauan di sekitar sumber mata air. Langkah itu butuh peran partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber air.
“Tentunya hal ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan bisa dimanfaatkan dalam peningkatan ekonomi, melalui produksi air minum dalam kemasan (AMDK) yang dikelola perusahaan daerah guna mendongkrak PAD,” tutupnya. (Ananto wibowo)