MALANG POST – Pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota, Nurochman – Heli Suyanto punya gagasan akan membangun mall UMKM.
Paslon Wong Mbatu Nyell itu menyebut adanya mall UMKM bisa menaikkan kualitas produk dan pemasaran.
“Apabila nantinya pembangunan mall UMKM itu terwujud, diharapkan dapat menjadi pusat pemasaran bagi seluruh produk UMKM yang ada di Kota Batu,” tutur Heli Suyanto.
Mall UMKM punya sejumlah manfaat. Kata Heli mampu meningkatkan daya saing UMKM lokal sehingga lebih dikenal. Bisa membuka pasar baru UMKM lokal hingga menggeliatkan perekonomian masyarakat
“Kami melihat, selama ini kendala utama UMKM di Kota Batu adalah pemasaran,” ungkapnya.
Dengan keberadaan mall UMKM, target Heli nantinya akan mendorong dan memfasilitasi pelaku UMKM di Kota Batu untuk bersaing dengan produk lain.
Keberadaan UMKM yang menjual produk khas Kota Batu akan menjadi pelengkap Kota Batu sebagai kota wisata. Sehingga wisatawan yang datang ke Kota Batu bisa menemukan suatu hal baru produk UMKM.
“UMKM yang menjual produk oleh-oleh khas menjadi salah satu nafas perekonomian warga Kota Batu. Karena itu, kami memberi perhatian utama dalam hilirisasi produk pertanian Kota Batu ini agar naik kelas mendunia,” paparnya.
Heli Suyanto mencoba alat batik cap motif tempe di Desa Beji Kota Batu. (Foto: Heli for Malang Post)
Langkah awal dalam mewujudkan UMKM Kota Batu naik kelas, paslon ini telah berkunjung ke sentra pembuatan tempe dan kripik tempe premium di Desa Beji, Kecamatan Batu.
Kunjungan ini sebagai komitmen mereka dalam mendorong pertumbuhan UMKM di Kota Batu, serta meningkatkan potensi lokal agar mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.
Seperti diketahui, Desa Beji merupakan salah satu pusat pengolahan tempe di Kota Batu. Total ada sekitar 15 pelaku UMKM yang mengolah bahan tempe menjadi berbagai macam makanan khas.
Produk yang dihasilkan antara lain bolu tempe, bronis tempe, stik tempe, hingga kripik tempe. Masyarakat Desa Beji sejak lama dikenal sebagai penghasil tempe mentah yang dijual ke pasar-pasar lokal.
Bahkan, mereka juga mampu menelurkan produk khas seperti keripik tempe keset.
Heli menuturkan pujian kepada UMKM lokal ini atas semangat kreativitas perajin memberikan produk berkualitas.
“Ini salah satu produk UMKM dari Desa Beji yang sudah terkenal. Terlebih untuk keripik tempe keset itu kan hanya ada di sini. Ke depan, kami akan lebih mendukung pelaku UMKM inj agar semakin berkembang,” katanya.
Selain olahan tempe, Heli menyoroti produksi kain batik bermotif tempe di Desa Beji. Menurut dia, produk ini tidak ada di desa dan tempat yang lain.
“Potensi-potensi lokal dan kreatif seperti batik motif tempe ini harus kita dorong agar bisa dikenal secara nasional, minimal. Saya yakin batik tempe ini akan disukai oleh turis mancanegara,” tambah Heli.
Dalam pengembangan UMKM di Kota Batu, kata Heli kedepannya masih memiliki berbagai tantangan terutama terkait peralatan pengolahan kedelai yang belum memadai.
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan pemilik keripik tempe Anah, Adin (41). Untuk mewujudkan UMKM kripik tempe agar naik kelas, dia berharap ada perhatian pemerintah.
“Selama ini kami terkendala dengan mesin pengolah kedelai yang kurang memadai. Kami berharap pemerintah bisa membantu agar hasil produksi kami lebih maksimal,” tutup Adin. (Ananto Wibowo)