MALANG POST – Skuadra Singo Edan, sudah dua kali bermain di Stadion Gelora Soepriadi, di Kota Blitar. Tapi hasilnya sangat jauh dari ekspektasi sebagai tuan rumah.
Hanya satu poin yang dihasilkan dari dua laga kandang tersebut. Saat bermain imbang tanpa gol dengan Dewa United. Serta kalah 0-2 lawan Borneo FC.
Dalih utama yang disampaikan, pemain Arema FC tidak terbiasa bermain di lapangan jelek. Meski keluhan soal lapangan di stadion berkapasitas 10 ribu penonton itu, juga dirasakan dua lawannya. Dewa United dan Borneo FC.
Kini setelah lebih dari dua bulan, lapangan di Stadion Soepriadi direnovasi, Arema FC harus siap-siap untuk kembali. Pada Sabtu (19/10/2024) mendatang, tim yang berdiri 1987 itu harus menjamu Malut United.
Pelatih Arema FC, Joel Corneli pun mengaku butuh waktu bagi Arema FC, untuk kembali beradaptasi dengan lapangan ‘baru’ di stadion tersebut. Karena pasca direnovasi, perbedaannya bagai bumi dan langit.
“Kemungkinan tiga hari sebelum pertandingan, kami akan berangkat ke sana. Untuk mencoba lapangan yang baru diperbaiki. Kami perlu waktu untuk kembali beradaptasi,” jelas pelatih asal Brasil tersebut.
Sejauh ini setelah direnovasi, Joel Corneli memang belum pernah melihat secara langsung, kondisi lapangan hasil ‘sulapan’ PT Harapan Jaya Lestarindo. Kontraktor yang khusus ‘menyembuhkan’ lapangan yang rusak.
“Saya mengikuti perkembangan kondisi lapangan saat perbaikan. Karena CEO Arema FC, Iwan Budianto, selalu memberikan vidio terkait update lapangannya.”
“Sepertinya sekarang jauh lebih bagus. Tapi, kami tetap butuh adaptasi,” jelas pelatih yang sudah memberikan gelar juara Piala Presiden 2024 ini.
Keinginan Joel Corneli untuk lebih cepat beradaptasi, sangat beralasan. Apalagi jika menilik pada lima laga tandang beruntun, yang dilakoni Arema FC dalam tujuh pekan Liga 1 musim 2024/2025.
Bermain dalam lima laga di lima stadion, yang memiliki lapangan dan rumputnya jauh lebih baik dari Stadion Soepriadi, Arema FC berhasil mengumpulkan delapan poin. Dari hasil dua kali menang, dua kali seri dan hanya sekali kalah.
Rinciannya, menang 1-0 dan 2-1, lawan PSM di Stadion Batakan, Balikpapan dan lawan PSIS di Stadion Moch Soebroto, Magelang.
Kemudian seri 0-0 dan 1-1 lawan Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Serta lawan Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Hanya sekali kalah 1-3 lawan PSS Sleman, saat bermain di Stadion Manahan, Surakarta.
Fakta itu juga diakui Joel Corneli. Arema FC bisa bermain bagus, saat turun di stadion yang memiliki lapangan bagus. Seperti di Stadion Batakan maupun Moch Soebroto.
Sekaligus juga membuktikan, jika pemain-pemainnya akan kesulitan saat bermain di lapangan yang buruk. Apalagi sebenarnya Stadion Soepriadi, memang tidak disiapkan untuk kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.
Menariknya, saat kondisi lapangan di Stadion Soepriadi sudah jauh lebih baik. Bahkan kualitasnya tidak kalah dengan stadion-stadion yang dipakai kandang tim Liga 1. Namun Arema FC diperkirakan hanya akan memakai pada empat laga kandang ke depan.
Yakni saat menghadapi Malut United, Sabtu (19/10/2024), Persija Jakarta, Sabtu (26/10/2024), Persita Tangerang, Minggu (3/11/2024) dan Persis Solo, pada Selasa (12/11/2024).
Karena pada Desember nanti, Stadion Kanjuruhan yang selama ini menjadi kandang resmi Arema FC, sudah bisa digunakan. Setelah mengalami renovasi besar-besaran, dengan menghabiskan dana Rp 331 miliar, pascatragedi Kanjuruhan.
Otomatis Pemkot Blitar, sebagai pemilik Stadion Soepriadi, menjadi pihak yang sangat beruntung. Karena mereka ditinggali lapangan dengan spesifikasi untuk Liga 1. Meski di kota tersebut, tidak memiliki klub yang berlaga di kasta tertinggi. (*/Ra Indrata)