MALANG POST – Guru PPPK Kota Malang, sampai saat ini masih belum bisa meng-cover kebutuhan guru SD Negeri di Kota Malang.
Saat ini total guru PPPK yang sudah tersertifikasi ada 193 orang. PPPK yang belum tersertifikasi sejumlah 826 guru. Jumlah ini dinilai masih belum mampu menutupi kebutuhan guru sepenuhnya.
Penegasan itu disampaikan Sekretaris Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Tri Oky Rudianto Prastijo, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (7/10/2024).
Padahal idealnya, kata Tri Oky, setiap sekolah dengan enam rombel, terdiri dari satu kepala sekolah, enam guru kelas, satu guru PJOK dan satu guru PAI. Sayangnya masih ada beberapa sekolah yang belum mencapai titik ideal ini.
“Sebenarnya di tahun 2023 pengusulan guru lewat PPPK, sudah diusulkan Pemkot Malang ke Pusat. Tapi tetap keputusan jumlah formasi di pemerintah pusat.”
“Sementara ini, data dari tahun lalu, yang tentunya akan berbeda di tahun 2024, yang semakin banyak kebutuhan gurunya, karena setiap bulan 5 -10 guru pensiun,” sebutnya.
Karena di Kota Malang, lanjutnya, masih ada beberapa kekurangan guru yang belum tercover. Untuk mengatasinya dengan menggabungkan rombel.
“Contohnya ketika masuk ke pelajaran PJOK, maka satu guru pegang langsung dua kelas.”
“Saat ini jumlah guru SD Negeri di Kota Malang ada 2.285 guru, dengan total kekurangan 100 – 200 guru,” tegasnya.
Anggota DPRD Kota Malang, Rokhmad menambahkan, sebenarnya anggaran pendidikan dari APBD mencapai 27 persen, atau sebesar Rp600 miliar.
“Itu artinya, Pemerintah sudah mengambil peran untuk peduli terhadap problem pendidikan.”
“Kalau persoalan kekurangan guru, nanti kami akan minta data ke Dinas Pendidikan Kota Malang, terkait dimana saja sekolah yang kekurangan guru. Untuk mengambil kebijakan setelahnya. Salah satunya seperti dengan mutasi guru,” sebutnya.
Harapannya, kegiatan belajar mengajar tidak semakin berdampak lebih dalam, dengan adanya persoalan ini yang berlarut.
Karena itulah, Rokhmad kembali menegaskan, adanya problem Kota Malang yang kekurangan Guru SD Negeri, pihaknya akan siap mengawal terkait kebijakan, supaya anggaran cukup. Utamanya untuk pengangkatan PPPK.
“Nantinya perlu ada juga komunikasi bersama BKPSDM Kota Malang, terkait kebutuhan guru pengganti, untuk guru yang sudah pensiun.”
“Karena kalau melihat minat guru, di Kota Malang ini, masih banyak yang antusias. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pendaftar PPPK,” tegasnya.
Sementara itu, Dosen program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Brawijaya, Dr. Abdul Qadir Muslim menjelaskan, saat ini kebutuhan guru di Indonesia mengalami peningkatan sampai 1,3 juta.
Tapi realisasinya, anak muda sekarang banyak yang tidak minat berprofesi menjadi guru.
Abdul menambahkan, anak muda sekarang yang tidak berminat jadi guru, karena memang gaji yang sangat kecil dan masa depan yang kurang menjanjikan.
“Sehingga kedepan, hal hal ini perlu jadi perhatian lebih pemerintah.”
“Karena saat ini yang terjadi, satu guru harus merangkap-rangkap. Padahal sebenarnya setiap siswa memiliki kebutuhan metode belajar yang berbeda-beda,” tegasnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)