MALANG POST – Parade Defile Alutsista dan Tari Sanduk se-Kota Batu menjadi aksi pamungkas Festival Tabebuya, di kawasan Ksatrian Pusdik Arhanud, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Sabtu (5/10/2024).
Aksi tersebut menjadi aksi yang paling ditunggu masyarakat dan wisatawan. Nampak mereka sangat antusias menyaksikan satu persatu penampilan, dengan ditemani makanan ringan yang dijajakan pelaku UMKM setempat.
“Ini adalah agenda pamungkas Festival Tabebuya, yakni Gelar Alutsista Art Carnival dan Parade Sanduk,” tutur Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Arief As Siddiq.
Lewat event yang digelar untuk memeriahkan HUT ke 79 TNI dan HUT ke 23 Kota Batu ini, merupakan wujud komitmen Pemkot Batu melalui Disparta untuk terus mengembangkan pariwisata berbasis desa tematik di Kota Batu.
“Desa Pendem punya potensi luar biasa. Dengan kekayaan lingkungan berupa sumber daya alam pohon tabebuya. Dimana pada setiap bulan Oktober, bunga dari pohon tabebuya mekar dan indah luar biasa,” ujarnya.
MERIAH: Gelar Alutsista Art Carnival dan Parade Sanduk menjadi penutup meriahnya Festival Tabebuya. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Berkat potensi luar biasa itu, lanjut Arief, Pemkot Batu melalui Disparta berkolaborasi dengan kesatuan TNI mensinergikan antara potensi wisata, potensi lingkungan dengan potensi persenjataan.
“Kami apresiasi jajaran Pusdik Arhanud, Poltekad dan Bengpusenarhanud yang telah peduli dan turut mengembangkan potensi yang ada. Tentunya dengan memberdayakan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Pendem dan Kecamatan Junrejo, melalui kolaborasi persenjataan modern, potensi linkungan dan kebudayaan,” paparnya.
Lebih lanjut, sesuai arahan dari Danpusdik Arhanud, Danpoltekad dan Pj Wali Kota Batu, berbekal kekayaan lingkungan yang luar biasa ini, di tahun selanjutnya Disparta Kota Batu akan kembali menggelar event serupa.
“Kami akan gelar event serupa yang lebih hebat dan besar. Sehingga mampu menjadi daya tarik masyarakat dan wisatawan,” imbuhnya.
Arief melihat, event yang telah berlangsung sejak Kamis (3/10/2024) itu, berhasil menarik minat ribuan masyarakat untuk berkunjung dan menyaksikan rangkaian kegiatan yang digelar.
“Dari Kamis hingga Sabtu, kami perkirakan ada sekitar 5 ribu pengunjung lebih yang hadir. Mereka berasal dari masyarakat, wisatawan dan para pelajar. Mereka hadir untuk menyaksikan rangkaian kegiatan, dengan ditemani keindahan pohon tabebuya,” ungkapnya.
Dengan tingginya jumlah kunjungan tersebut, menurut Arief, secara otomatis berhasil mengerek perputaran ekonomi masyarakat sekitar.
BUTO GEDRUK: Tari Buto Gedruk menjadi salah satu kesenian yang ditampilkan dalam Festival Tabebuya. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara itu, Danpoltekad Kodiklat, Brigjen TNI Dr. Triadi Murwanto, S.E., M.M. menambahkan, festival tersebut merupakan salah satu agenda untuk memeriahkan HUT ke 79 TNI dan HUT ke 23 Kota Batu. Melalui kolaborasi yang telah terjalin apik ini, ke depan pihaknya akan terus mendukung berbagai kegiatan Pemkot Batu.
“Festival Tabebuya ini sangat menarik dan inovatif, serta dapat merangsang pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan harapan akan timbul hal-hal positif kedepannya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Batu,” tuturnya.
“Karena itu, kami akan terus mendukung berbagai kegiatan yang ada di Kota Batu. Karena kami dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,” imbuhnya.
Sementara itu, ada sekitar 10 jenis alutsista yang ditampilkan dalam Gelar Alutsista Art Carnival. Diantaranya seperti pesawat target drone yang digunakan oleh prajurit artileri pertahanan udara dan dua Meriam 23 mm/zur dari Belgia.
Kemudian ada juga meriam SMB 12,7 dari Eropa, peluru kendali dari Prancis, atlas portable, dua Starstreak dari Inggris dan Rudal MCP.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menambahkan, tabebuya menjadi keindahan tersendiri di Kota Batu. Tabebuya tersebar di sepanjang jalan-jalan utama dan beberapa jalan desa yang ada di tiga Kecamatan Kota Batu. Keberadaan pohon tabebuya menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Mekarnya tabebuya menjadi nilai lebih bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu setiap bulan Oktober hingga November nanti. Wisatawan tidak hanya berlibur, tapi juga bisa mendapatkan kesempatan melihat dan mengagumi tabebuya bermekaran,” tuturnya.
Mekarnya tabebuya menjadi spot foto dadakan bagi warga Kota Batu maupun wisatawan yang berkunjung. Bahkan dimanapun tempatnya, akan menjadi daya tarik tersendiri.
“Keberadaan spot foto dadakan secara tidak langsung akan berdampak pada perekonomian warga. Dimana spot tersebut bisa juga digunakan untuk menggelar event, salah satunya event Festival Tabebuya,” tutupnya. (Adv/Ananto Wibowo)