MALANG POST – Tidak diragukan lagi kedermawanan HM Anton atau yang akrab disapa Abah Anton ini. Kedermawanan Calon Walikota (Cawali) Malang yang berpasangan dengan Abah Dimyati Ayatulloh (ABADI) dalam Pilkada Kota Malang pada November nanti bukanlah suatu pencitraan untuk mencari simpati di pilkada ini.
Tetapi sejak dulu, Anton yang juga Walikota Malang periode 2013-2018 itu suka berbagi. Bahkan seluruh gajinya untuk membantu fakir miskin dalam bentuk sembako.
Tak hanya itu, Abah Anton juga sosok yang religius. Suka membantu orang yang mau ibadah. Di rumahnya, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, sering jadi tempat pengajian.
Pengajian itu pun menjadi rutin. Mulai digelar rutin jauh sebelum namanya dikenal sebagai walikota. Pun demikian berbagi sembako bagi fakir miskin.
Imam Rofi ‘ i, mantan asisten pribadinya saat menjadi walikota menyatakan pernah menjadi saksi dari kemurahan hati Abah Anton. Ia menceritakan pengalaman yang tak terlupakan di bulan Maret 2017.
Kala itu, Abah Anton dengan penuh ketulusan memberangkatkan 35 orang jamaah pengajian untuk menunaikan ibadah umrah secara cuma-cuma. Kejadian ini sangat mengesankan karena dilakukan secara diam-diam dan tanpa pamer.
“Soal ibadah sebenarnya tidak perlu diceritakan agar tidak riya’ atau sombong. Tetapi ini menjadi momen yang sangat saya syukuri. Saat itu, beliau memberangkatkan kami, jamaah pengajian malam Jumat Legi, untuk umrah,” tutur Imam Rofi’i dengan mata menerawang sedikit berkaca.
Menurut Imam keberangkatan umrah itu terkesan spontan. Tanpa rencana. Abah langsung menyuruh dan membiayai semuanya.
“Abah Anton membiayai semua dari kantong pribadinya. Tanpa pernah mengungkapkan niat mulianya kepada orang lain. Waktu itu pemberangkatan umrah dilakukan melalui penyelenggara haji dan umrah,” tambahnya.
Imam Rofi’i mengingat dengan jelas momen ketika Abah Anton mendekatinya dan berkata, “Mam, urus paspor. Tiga minggu lagi kamu berangkat umrah ya.”
Takjub, Imam Rofi’i hanya bisa terucap, “Siap Abah.”
Syukur tak terhingga bagi Imam, kesempatan seumur hidup baru bisa didapat ketika Abah Anton jadi Walikota Malang.
Kini, Abah Anton akan mencalonkan lagi, maka tak ada nama lain yang akan dipilih Imam. Juga rekan sejawatnya yang pernah diumrohkan Abah Anton.
“Walikota Malang? Ya Abah Anton. Lomannya tak ada banding. Malang lebih indah, warga lebih makmur. Masih ingatkan?” tutur Imam.
Kedermawanan Abah Anton tidak hanya dilihat dari bantuannya kepada mereka yang membutuhkan secara materi. Tetapi juga kepeduliannya dalam memfasilitasi ibadah masyarakat tanpa memandang status ekonomi. Sikap rendah hatinya inilah yang membuat banyak orang merasa dekat dan mengaguminya sebagai pemimpin dan panutan.
Bagi banyak orang yang mengenalnya, Abah Anton bukan hanya pemimpin, tetapi juga seorang teladan dalam mengamalkan ajaran agama. Meski tak pernah mengharapkan pujian, kedermawanannya terus hidup dalam cerita-cerita yang dibagikan oleh mereka yang pernah merasakan kebaikannya.(*/Eka Nurcahyo)