MALANG POST – Malang-Program Museum Keliling yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang disambut antusias para pelajar. Program ini digelar secara keliling di sejumlah SMP dan SD.
Menurut Nurman Candra, Pamong Budaya Pertama Disdikbud Kota Malang, ada 5 sekolah yang jadi sasaran dalam Museum Keliling 2024 ini. Yaitu, SMP Cor Jesu (19/9/2024), SMPN 3 Malang (20/9/2024), SMPN 7 Malang (26/9/2024), SDN Bandungrejosari 1 (27/9/224) dan terakhir di SMPN 16 Malang pada Senin (30/9/2024) hari ini.
Ketika program ini digelar di SMPN 16, koleksi Museum Mpu Purwa yang dikenalkan ke siswa adalah Arca Ganesha dan Arca Dewi Durga.
Menurut Nurman, para siswa sangat antusias dengan program museum keliling itu. Bahkan Kepala Sekolah SDN Bandungrejosari minta untuk didampingi ketika siswa kelas 6 akan outing ke Candi Badut.
“Sekalian program ini jadi pengantar sebelum outing,” jelas Nurman.
Nurman Candra mengatakan, tujuan program ini untuk mengenalkan Museum Mpu Purwa, dan beberapa koleksi museum.
“Museum Mpu Purwa adalah satu dari dua museum yang dimiliki Pemkot Malang. Satunya Museum Pendidikan,” terangnya kepada siswa SMPN 16.
Nurman Candra, Pamong Budaya Pertama Disdikbud Kota Malang, memaparkan soal koleksi dan fasilitas Museum Mpu Purwa. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Nurman juga menceritakan berdirinya Museum Mpu Purwa. Dulu museum ini adalah Balai Penyelamatan Benda Cagar Budaya. Karena banyak peninggalan Kanjuruhan hingga Singosari dan Majapahit. Tahun 2004 lalu diresmikan oleh Walikota Malang. Ketika itu dijabat oleh Peni Suparto.
“Tahun 2014, museum dapat dana revitalisasi untuk penataan layout. Pada 2018, revitalisasi diresmikan Menteri Pendidikan kala itu, Muhadjir Effendy,” ujarnya.
Terus mengapa kok museum ini diberi nama Mpu Purwa? Ketika hal ini ditanyakan kepada para pelajar, ternyata mereka tidak tahu. Mereka hanya mengenal Mpu Purwa sebagai bapaknya Ken Dedes.
Nurman pun menjelaskan bahwa Mpu Purwa merupakan tokoh agama yang sangat dihormati di area itu, sekaligus ayah dari Ken Dedes. Mpu Purwa memiliki pengetahuan tinggi, paham dengan kitab suci. Sehingga diharapkan museum bisa memberikan pengetahuan sejarah secara visual. Terutama kepada generasi muda.
Lebih lanjut, Nurman Candra menjelaskan, bahwa koleksi museum Mpu Purwa, semua berbahan andesit jumlah teregistrasi 136 buah. Ada koleksi masterpiece atau unggulan. Di antaranya Buddha Aksobhya, Makara Dinoyo, Prasasti Muncang, Brahma Catur Muka dan Prasasti Dinoyo 2.
Sedangkan lini masa koleksi mulai dari Kanjuruhan hingga era Majapahit. Fasilitas ada ruang pameran, guide, movie room dan ruang gamelan.
Museum Mpu Purwa buka setiap hari kecuali Senin libur, jam 08.30 WIB sampai 15.30 WIB dan tanpa biaya alias gratis.
Adapun narasumber utama dalam program museum keliling ini adalah Rakai Hino Galeswangi. Dia adalah Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, dosen Universitas Negeri Malang dan sejarawan.
Mengawali sosialisasi, agar memahami ilmu arca, katanya jika di kampus bisa ambil mata kuliah Ikonografi dalam cabang Arkeologi dan Humaniora. Ini Arca Ganesha dan Durga.
“Museum Mpu Purwa koleksinya rata-rata artefak tua. Salah satu artefak adalah arca,” jelasnya.
Untuk mempelajari arca dan artefak dengan ikonografi di jurusan arkeologi. Ganesha secara tampilan bisa dilihat dengan kitab susastra. Untuk Ganesha dengan susastra Ganesha Purara.
Katanya, atribut Ganesha yang pasti dibawa adalah kapak, atau parasu. Dengan posisi kaki yang duduk bertemu, ditemani tikus. Selain Ganesha, kita bawa arca Dewi Durga, ibunya dari Ganesha,” ujar Rakai.
Nara sumber Rakai Hino Galeswangi memaparkan arca Ganesha dan Durga. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Koleksi arca Durga yang dibawa kali ini, kalimat lengkapnya yakni Durga Mahisa Sura Mardhini.
Rakai juga membuat games, semua siswa diminta menaruh tangan di atas tangan temannya. Setiap kali keluar kata Ganesya, siswa harus menepuk tangan temannya.
Agar siswa semakin memahami ikonogragis, Rakai Hino Galeswangi juga meminta dua siswa maju untuk mengidentifikasi arca Ganesha dan Durga. Siswa mengidentifikasi bagian tubuh dan atribut dari arca, kemudian Rakai menjelaskan nama atribut-atribut arca sesuai sansekerta.
Sementara itu, Waka Kesiswaan SMPN 16 Malang, Cahaya Fitri Nata Wardhanie menyampaikan berterima kasih dengan program ini. Sebab, anak-anak didik mendapat ilmu dan mengetahui koleksinya apa saja.
Cahya meminta anak-anak didik agar yang disampaikan narasumber didengar baik, kalau ada pertanyaaan silakan ditanyakan.
Menurutnya, acara ini sangat bermanfaat karena anak-anak belum tahu sama sekali tentang Museum Mpu Purwa.
“Dari hasil sosialisasi wawasan anak-anak bertambah, bahasa sansekerta pun akhirnya mereka bisa tahu,” usainya.
Dalam sosialisasi itu siswa kelas 7, 8 dan 9 yang ikut sangat antusias mendengar penjelasan narasumber. Bahkan tak sedikit yang melayangkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari narasumber.
Apalagi pihak Disdikbud Kota Malang memberikan doorprize payung untuk yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari nara sumber.(*/Eka Nurcahyo)