MALANG POST – Ekonomi Jatim tumbuh. Namun untuk melampaui nasional dibutuhkan kerja lebih keras seluruh stakeholder pelaku ekonomi di Jatim untuk mewujudkannya.
Kinerja pendapatan Jatim sangat baik. Hal ini perlu kita jaga dan optimalkan dengan memastikan kegiatan ekonomi dapat bergerak positif.
Kinerja belanja pemerintah di Jatim sampai dengan Agustus 2024 sangat baik. Hal ini akan terus kita kawal semaksimal mungkin supaya dapat benar-benar berkontribusi terhadap pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat Jatim.
Demikian kesimpulan dari press conference APBN KITa Jatim sampai dengan 31 Agustus 2024, Jumat (27/9/2024). Kegiatan ini digelar Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jatim secara luring bertempat di KPKN Malang. Selain itu juga secara zoom meeting, mulai pukul 09.00 sampai selesai.
Hadir dalam paparan APBN KITa Regional Jatim sampai 31 Agustus 2024 antara lain: Sigit Danang Joyo (Kepala Perwakilan Kemenkeu Jatim), Dudung Rudi H (Kakanwil DJKN Jatim), Didyk Choirul (Kakanwil Perbendaharaan Jatim), Agus Sudarmadi (Kakanwil DJBC Jatim II), Untung Basuki (Kakanwil DJBC Jatim I), Prof Dr Chandra Fajri A, SE, MK (akademisi) dan Febrina (Kepala KPw BI Malang) serta Kakanwil DJP 2 dan DJP 3 Jatim.
Paparan disampaikan para pejabat Kemenkeu itu secara bergantian. Menurut Sigit Danang Joyo, perekonomian Jatim triwulan II 2024 konsisten tumbuh sebesar 4,98 persen (yoy), 2,87 persen (qtq) atau 4,90 persen (ctc). Namun, pihaknya optimistis, bulan ini pertumbuhan ekonomi Jatim meningkat hingga di angka 5 persen.
Paparan APBN KITa Regional Jatim sampai dengan 31 Agustus 2024 di Malang. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Sementara inflasi Jatim pada Agustus 2024 terkendali sebesar 2,05 persen (yoy), 0,78 persen (ytd) dan mengalami deflasi 0,07 persen (mtm).
Kegiatan perdagangan internasional Jatim mengalami peningkatan, baik ekspor maupun impor. Ekspor bulan Agustus 2024 mencapai 41 miliar dolar AS. Didominasi oleh sektor industri pengolahan.
Untuk impor bulan Agustus 2024 mencapai 2,68 miliar dolar AS. Didominasi oleh sektor bahan baku/ penolong. Namun neraca perdagangan mengalami defisit 0,26 miliar dolar AS.
Seiring membaiknya kondisi/ indikator perekonomian Jatim membuat angka kemiskinan di Jatim turun. Persentase penduduj miskin Jatim pada Maret 2024 sebesar 9,79 persen turun 0,56 poin terhadap Maret 2023 yaitu 10,35 persen.
Nilai tukar petani (NTP) di Jatim sebesar 111,98 persen atau turun 0,40 persen (mtm). Sedang nilai tukar nelayan (NTN) sebesar 93,81 persen atau turun 0,33 persen (mtm).
“NTP di atas angka 100 itu sangat baik. Justru yang rawan dan perlu diwaspadai itu NTN yang angkanya di bawah 100,” ujar Sigit Danang Joyo.
Terkait realisasi pendapatan negara sampai Agustus 2024 mencapai Rp 168,28 T atau 58,52 persen dari target sebesar Rp 287 T, tumbuh 5,48 persen dibanding periode yang sama tahun anggaran 2023.
Pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan terealisasi sebesar Rp 162,94 T atau 57,75 persen dari target. PNPB mencapai Rp 5,33 T atau 98,94 persen dari target Rp 5,39 T.
Penerimaan perpajakan disumbang oleh penerimaan Ditjen Pajak sebesar Rp 77,32 T (59,41 persen dari target) dan penerimaan kepabeanan dan cukai Ditjen Bea Cukai Rp 85,61 T (56,33 persen dari target).
Belanja negara sampai dengan Agustus 2024 telah terserap Rp 87,87 T atau 65,23 persen dari pagu belanja negara di Jatim, tumbuh 12,04 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Kinerja belanja negara terdiri dari belanja K/L sebesar Rp 31,46 T atau naik 14,21 persen (yoy) dan transfer ke daerah (TKD) mencapai Rp 56,2 T atau tumbuh 10,86 persen (yoy).
“Surplus APBN di Jatim sampai 31 Agustus 2024 sebesar Rp 80,40 T,” jelas Sigit.
Ditanya soal penerimaan pajak Jatim yang baru mencapai 59,41 persen atau Rp 77,32 T hingga Agustus 2024, Sigit optimistis di akhir tahun 2024 akan dapat terealisasi 100 persen. Langkah intensifikasi dan eksestensi akan terus dilakukan dengan ditunjang data yang ada. Yaitu, sekitar 90 persen perusahaan dan sisanya wajib pajak (WP) perorangan. (Eka Nurcahyo)