MALANG POST – Setelah dilanda cuaca panas, wilayah Malang Raya mulai hujan. Kewaspadaan kesehatan dan bencana perlu ditingkatkan.
Sanari (53) berhenti di sebuah warung di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (27/10/2023) siang. Sambil duduk di di dekat pintu agar tetap merasakan semilir angin, dia lalu memesan minuman dingin.
”Hawa di Malang, kok, bisa tidak menentu gini ya. Kadang Panasnya membuat seperti dehidrasi dan kulit seperti bersisik eh menjelang sore hari mendadak mendung gluduk dan hujan. Kok cuacanya gak menentu begini ya, bikin kepala pun terasa pusing hingga gak enak badan karena cuaca tidak menentu ,” urai warga asli Klaseman Kota Malang ini.
Selama beberapa waktu terakhir, cuaca tidak menentu memang melanda banyak wilayah di Indonesia. Tak terkecuali kawasan Malang Raya yang mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Suhu di wilayah tersebut bahkan sempat mencapai 32 derajat celsius pada pagi menjelang siang. Eh menjelang sore terjun drastis karena mendung, berkabut hingga hujan.
Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejumlah wilayah itu harus mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Seperti hujan lebat, angin kencang, angin puting beliung dan hujan es.
Data BMKG juga menyebutkan, wilayah Jatim secara umum sebenarnya masih mengalami kemarau. Namun, sebagian wilayah sudah mulai mengalami masa pancaroba menuju musim hujan. Hal ini karena ada sebagian wilayah yang bakal memasuki musim hujan pada pertengahan-akhir Oktober 2024.
Anomali cuaca yang terjadi saat ini berpotensi sewaktu-waktu terjadi hujan disertai angin kencang di wilayah Malang Raya. Sebab itu, masyarakat diimbau selalu waspada terhadap cuaca tidak menentu seperti sekarang ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Prayitno meminta masyarakat untuk mewaspadai perubahan cuaca yang terjadi beberapa hari terakhir.
”Masyarakat diminta untuk tetap waspada karena setelah panas berkepanjangan lalu hujan. Biasanya rawan timbul bencana baik banjir, longsor, maupun puting beliung,” katanya.
Prayitno menambahkan, upaya meningkatkan kewaspadaan itu telah dilakukan melalui program kelurahan tangguh bencana. Oleh karena itu, aparat di setiap kelurahan beserta pihak terkait harus bisa memetakan potensi bencana yang rawan terjadi pada masa pancaroba ini.
”Sebagai kelurahan tangguh bencana, harus bisa memetakan potensi rawan bencana pada masa pancaroba. Data akan kami kumpulkan dan dibuatkan rencana operasi kewaspadaan bencana. Semoga hal ini bisa meminimalisasi dampak bencana yang mungkin timbul,” ujarnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)