MALANG POST – Direktur BINUS University Malang, Dr. Robertus Tang Herman, SE.,M.M, menjelaskan, kampus BINUS, sengaja menginisiasi program studi (Prodi) baru. Yakni Digital Psichology, untuk menjembati dua aspek kebutuhan.
Satu aspek kebutuhan bagi dunia teknologi. Serta satunya lagi untuk dunia kehidupan manusia. Mengingat, perkembangan dan kecanggihan era teknologi, tidak bisa dipungkiri bisa berdampak positif atau negatif. Meski semuanya dikembalikan pada pemanfaatan dan kebutuhan.
Robert juga menyebut, kecanggihan informasi dan teknologi dari gadget atau bentuk lainnya, jika tidak mampu difilter dengan baik dan benar, bisa berdampak negatif pada kesehatan mental atau psikologi seseorang.
“Contoh nyata kecanduan judi game online. Kesehatan mental telah terganggu dan moralitas anak bangsa alami degradasi.”
“Untuk itu, kami berkomitmen mencetak generasi Z, yakni calon mahasiswa BINUS sebanyak mungkin. Guna membantu meminimalisir dampak dari kecanggihan teknologi gadget yang terbarukan. Sekaligus memberikan ruang edukasi, dalam mengisi kebutuhan dunia teknologi dan dunia kehidupan manusia maupun dunia industri,” ungkapnya kepada Malang Post, Rabu (25/9/2024).
Robert menegaskan, BINUS bercita-cita ingin berkontribusi pada bangsa dan negara. Mempersiapkan anak bangsa dari sekarang. Mengintegrasikan ilmu psikologi dan ilmu terapan pengembangan teknologi digital. Sebagai kunci untuk dipelajari, dipahami dan dikuatkan dengan data.
“Teknologi bisa mempengaruhi kesejahteraan mental masyarakat, atau pengguna dari gadget itu sendiri. Dan psikologinya pun turut mendukung dan mengendalikan. Jadi target kita adalah mencetak lulusan BINUS University, untuk mengisi kesempatan di dunia industri sebanyak-banyaknya,” tegas dia.
Ilmu Digital Psichology yang diminati mahasiswa, sebut Robert, akan diterapkan secara teori maupun praktikum. Diimplementasikan dengan profesional, memberikan nilai manfaat positif bagi peradaban bangsa. Menjawab tantangan besar di masa mendatang, mengendalikan teknologi dan peningkatan kesehatan mental.
“Teknologi digital, akan membawa revolusi besar, terhadap aspek kehidupan manusia. Namun demikian, kami juga berpikiran, teknologi digital juga memberikan tantangan psikologis tersendiri. Sebab, kecanggihan teknologi digital akan berdampak negatif, jika tidak difilter dengan baik dan benar,” bebernya.
Oleh karenanya, Robert bakal membekali semua mahasiswanya, dengan pengetahuan dan pengembangan teknologi inovatif, berkelanjutan, beretika, serta skill lainnya yang berkesinambungan. Mengingat, perilaku manusia saat ini lebih ke big data.
“Jadi tujuan dari program ilmu Digital Psichology, akan membantu pemerintah menghantarkan Gen Z dalam mendapatkan pendidikan berkualitas dan terampil serta menguasai psikologi maupun ilmu teknologi,” imbuhnya.
Sementara itu, Deputi Dean Faculty Humanities BINUS University Malang, Dr. Raymond Godwin, S.P.si., M.Psi menambahkan, diamati dari ilmu psikologi, lambat laun seseorang akan berdampak secara berkelanjutan. Jika kecanduan gadget yang dialaminya, tidak disembuhkan kesehatan mentalnya.
“Kita akui, perkembangan informasi dan teknologi di era modern ini, tuntutan kebutuhan teknologi digital menjadi satu keharusan di dunia kehidupan manusia. Hal ini, dianggap menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan mental.”
“Namun begitu, dampak psikologi atau kesehatan mentalnya, patut diperhatikan dan diantisipasi. Kendati itu bagian dari memenuhi kebutuhan dunia industri,” tambah Raymond.
Sedangkan untuk Prodi Digital Psichology itu sendiri, jelas Robertus Tang Herman, barud ibuka untuk satu kelas dengan kapasitas 50 mahasiswa. Tetapi jika nantinya peminatnya tinggi, bisa dibuka sampai dua kelas.
“Masa perkuliahan baru dimulai pada 2025 mendatang. Kita undang siswa-siswi dari SMA dan SMK berbagai sekolah. Kita perkenalkan BINUS University Malang, keberadaan maupun perkembangannya. Sekaligus memperkenalkan prodi baru. Kita informasikan pula biaya pendidikannya, baik reguler atau beasiswa,” pungkasnya.
Acara launching prodi Digital Psichology, BINUS University Malang, menghadirkan pakar gamification dan data science dari Agate, Junialdi Dwijaputra. Membahas proses cara pembuatan hingga pemanfaatan serta pencegahan dan risiko bahayanya gadget pada game. Acara tersebut mengambil tema “Leveraging Technology Through People for a Connected Future”. (Iwan Irawan – Ra Indrata)