MALANG POST – Pedagang kaki lima (PKL) dan UMKM di Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu, yang tergabung dalam Kuline E Wong Batu (KWB) menitipkan pesan kepada Calon Kepala Daerah (Cakada) Kota Batu.
Juga keluarga pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’Ari di Kota Batu, ikut menitipkan pesan.
Mereka menitipkan program yang pro PKL dan keluh kesah untuk bisa diselesaikan pemimpin baru Kota Batu mendatang.
Contohnya, terkait pajak bagi UMKM, para pedagang memohon kepada wali kota baru untuk tidak menarik pajak pedagang, terutama PKL yang bergabung di pusat kuliner kerakyatan seperti di KWB.
Salah satu PKL Siomay, Ibrahim meminta kepada cakada untuk terus memperhatikan kondisi pedagang kecil. Caranya pemerintah bisa memberdayakan pedagang kecil menjadi partner dalam hal konsumsi kegiatan.
“Semisal ada rapat OPD, mereka bisa menyediakan konsumsi dari kami. Bukan hanya dari pedagang besar saja, tapi PKL seperti kami juga harus diberdayakan,” tutur Ibrahim, Sabtu (21/9/2024).
Ibrahim melihat, dari ketiga pasangan calon (paslon) yang ada, sosok Firhando Gumelar (Mas Gum) memiliki kepribadian yang mirip dengan Wali Kota Batu periode 2007-2017, Almarhum Eddy Rumpoko (ER). Dimana keduanya punya sifat yang humble dan merakyat.
“Dari ketiga paslon, saya sudah pernah melihat dan ngobrol dengan Mas Gum, dari obrolan ini mengingatkan saya terhadap sosok Pak ER. Mas Gum ini masih muda, dengan kami dekat, gerak tubuhnya sangat natural. Karena kita tidak bisa mengubah karakter orang, nah karakternya Mas Gum ini humble,” papar Ibrahim.
Pemilik kios Kuliner E Wong Batu, Muhammad Haris Anwar menyampaikan, dirinya paham betul dengan perjalanan sejarah dan perkembangan Kota Batu. Melihat kondisi Kota Batu saat ini, dia merasa Kota Batu cocok dipimpin oleh anak muda.
“Anak muda bisa bekerja dengan cepat untuk membangun Kota Batu,” kata pensiunan ASN Inspektorat Kota Malang itu.
Istri Haris, Eva Sofia yang merupakan keluarga inti dari KH Hasyim Asy’Ari, mengaku senang pernah bertemu dengan Mas Gum. Eva senang karena perlakuan ke orang yang lebih tua, penyampaian kata-kata dari Mas Gum sangat sopan.
“Seperti sudah setiap hari melakukan hal itu, bukan hanya dibuat karena maju sebagai calon wali kota,” imbuh Eva.
Ketika berbincang dengan Mas Gum, Eva berpesan agar infrastruktur di Kota Batu harus terus dibangun. Sebagai kota wisata, Batu harus bersih, cantik dan layak huni. Selain itu, dia juga menitipkan pesan agar terus rendah diri dan merangkul semua orang.
“Batu ini butuh pembangunan yang cepat, nah Mas Gum ini karena masih muda bisa kerja sat set. Saya melihat Mas Gum ini seperti anak sendiri. Dia benar-benar tulus ketika berbincang dengan warga,” katanya.
Eva menceritakan, sejak jauh hari sebelum bertemu dengan Mas Gum, dirinya sudah menyampaikan ke keluarga dan suami, untuk pilwali ini dirinya akan memilih pemimpin muda.
“Ini feeling saya sebagai ibu, saya yakin seorang ibu bisa merasakan energi positif dari seseorang,” imbuhnya.
Merespon pesan positif dari masyarakat, Mas Gum mengaku akan bekerja untuk rakyat ketika sudah memimpin Kota Batu nantinya. Bahkan dirinya membuka diri untuk terus diberi masukan dan kritik ketika menjabat. Baginya, masukan dan kritik dari rakyat Kota Batu adalah ide terbaik untuk membangun Kota Batu bersama-sama.
“Senang rasanya bisa bertemu dan mencicipi produk dari para pedagang di KWB,” kata Gum.
Dia memastikan ketika terpilih nanti, setiap hari akan tetap datang ke para pedagang untuk sarapan, makan siang, atau makan malam sambil meresap pesan dari para pedagang.
“Anak laki-laki itu yang dipegang adalah komitmennya. Saya akan tetap bersama rakyat dan bekerja untuk rakyat. Komitmen saya siap dibuktikan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)