MALANG POST – Platform fintech lending Kredit Pintar, yang berlisensi, terdaftar, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepanjang Januari hingga Agustus 2024 telah membukukan penyaluran pinjaman hingga menyentuh angka Rp 5,7 triliun. Seiring dengan bertambahnya angka tersebut, Kredit Pintar tak hanya berfokus pada peningkatan penyaluran pinjaman.
Namun juga senantiasa berupaya untuk merangkul para pelaku UMKM melalui kegiatan literasi keuangan. Hal itu dilakukan agar UMKM dapat meningkatkan level usahanya dan mendapatkan pengetahuan lebih dalam mengenai keuangan. Termasuk pada kesempatan kali ini, Kredit Pintar menyelenggarakan kelas literasi keuangan yang menyasar UMKM di Malang, Jawa Timur.
Seperti diungkapkan oleh Puji Sukaryadi, Brand Manager Kredit Pintar, kala menyapa para wirausaha muda yang berpartisipasi dalam kegiatan literasi keuangan Kelar Pintar Bersama, di Malang, Jawa Timur.
“Kami sangat menyadari pentingnya literasi keuangan yang perlu disosialisasikan secara berkesinambungan kepada para pelaku usaha, baik yang baru memulai usahanya ataupun ingin meningkatkan level usahanya. Seperti Kelas Pintar Bersama, sebuah inisiasi Kredit Pintar, dimana melalui program ini kita dapat pintar bersama-sama.”
“Pintar dalam mengelola keuangan, pintar dalam melihat mana pinjaman yang betul-betul bermanfaat untuk usaha dan mana pinjaman ilegal. Sehingga dapat lebih memahami tingkat risiko dan manfaat fintech lending serta tidak mudah terjebak dalam penipuan atau pinjaman yang tidak sesuai dengan kemampuan,” papar Puji mengenai tujuan diadakannya Kelas Pintar Bersama.
Berkaitan dengan tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia, OJK baru-baru ini merilis Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK yang dilakukan untuk mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan penduduk Indonesia sebagai landasan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan ke depan.
SNLIK tahun 2024 menggunakan parameter literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku, sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage) terhadap produk dan layanan keuangan. Penggunaan parameter ini sesuai dengan indikator yang digunakan dalam OECD/INFE International Survey of Financial Literacy.
Hasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. SNLIK tahun 2024 menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan merancang produk dan layanan keuangan yang sesuai kebutuhan dan kemampuan konsumen dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk.
R. Ary Mulyono, Head of Risk Policy & Procedure Kredit Pintar, turut menambahkan, “Sejalan dengan misi OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, maka Kredit Pintar senantiasa berkomitmen memberikan dukungan melalui Kelas Pintar Bersama yang hingga saat ini telah diselenggarakan baik secara online maupun offline selama 2022-2024 telah menjangkau lebih dari 1850 peserta di 28 kota yang terdiri dari mahasiswa, blogger, UMKM hingga masyarakat umum.”
Kelas Pintar Bersama yang pada kesempatan kali ini diselenggarakan di Lakon Rakyat Kitchen & Coffee, berlokasi di Jalan Guntur No. 23, Kota Malang, Jawa Timur, mengundang Sumhaji, Praktisi Ekspor Fasil PPEI sebagai pembicara untuk berbagi ilmu kepada UMKM Malang, mengenai kiat yang berkaitan dengan bisnis ekspor.
Sumhaji mengungkapkan, “Seperti apa produk yang layak ekspor? Yang harus dipenuhi adalah spesifikasi produk, nama produknya apa, kapasitas pasokan, kualitas produk (grade, bahan baku), kemasan, jangka waktu penyerahan, HS CODE, keunggulan dan kualitas produk, hingga harga yang dapat bersaing.”
Para partisipan yang mengikut Kelas Pintar Bersama tampak begitu antusias. Selain mendapatkan edukasi dan literasi keuangan, mereka juga mendapatkan edukasi lebih yang berkaitan dengan bisnis ekspor yang dipaparkan secara gamblang oleh narasumber kompeten dan telah bersertifikat seperti Sumhaji.
“Kami berharap dengan diselenggarakannya Kelas Pintar Bersama, melalui kegiatan ini para peserta dapat menerima banyak manfaat dan berdampak pada penguatan literasi keuangan serta peningkatan potensi UMKM, serta bertumbuhnya iklim yang sehat bagi industri fintech lending di Indonesia,” pungkas Puji. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)