MALANG POST – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar seminar internasional bergengsi bertajuk “Global Economic transformation: Unlocking the Power of Innovation, Inclusion, and Sustainability” di Gedung F Lantai 7 FEB UB pada 28 Agustus 2024.
Acara diselenggarakan bersama dengan Universitas Udayana, Universitas UIN Malik Ibrahim Malang dan Universitas Negeri Surabaya. Ini membuktikan komitmen bersama dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di bidang ekonomi.
Dihadiri oleh sekitar 700 mahasiswa FEB UB yang dibagi menjadi tiga sesi dengan menghadirkan pembicara-pembicara ternama dari berbagai negara.
Sebagai keynote speaker, Prof. Mohammed Ali Berawi dari Ibu Kota Nusantara (IKN) memaparkan visi pembangunan IKN sebagai pusat inovasi, inklusivitas, dan keberlanjutan. Ia mengajak seluruh peserta untuk ikut serta membangun masa depan Indonesia melalui IKN.
Dato’ Prof. Ulung Dr. Rajah A/L Rasiah dari University of Malaya berbagi pengalaman transformasi ekonomi di Asia. Dia memberikan wawasan berharga tentang bagaimana negara-negara Asia dapat menavigasi masa depan dengan mempelajari model transformasi struktural ekonomi di kawasan ini.
Para pembicara lainnya, seperti Associate Prof. Deirdre O’Neill (Monash University), Prof. Aya Okada (Nagoya University), dan Prof.Dr.Ir. MPM Meuwissen (Wageningen University), turut menyajikan materi yang sangat menarik. Prof. O’Neill membahas pentingnya kebijakan publik yang inovatif dalam mendorong transformasi ekonomi.
Sementara Prof. Okada menganalisis dampak investasi asing langsung (FDI) terhadap sektor padat modal di Asia. Prof. Meuwissen memberikan pandangan mendalam tentang transformasi bio-ekonomi dan implikasinya bagi ekonomi, keuangan, dan bisnis.
Sebagai tuan rumah, Prof. Devanto Shasta Pratomo dari FEB UB yang juga merupakan anggota Dewan Penasihat Presiden, memaparkan tentang kebijakan hilirisasi industri di Indonesia dan prospeknya dalam meningkatkan formalitas tenaga kerja.
MANCA NEGARA:FEB Gelar Seminar Internasional, Bahas Masa Depan Ekonomi Inklusif. (Foto: Istimewa)
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr.rer.pol. Ferry Prasetyia. Dalam sambutannya, dia menyampaikan bahwa konferensi ini merupakan wadah bagi para peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk berbagi ide, temuan penelitian, dan pengalaman.
Dia juga menyoroti topik-topik utama yang dibahas, seperti keuangan, perbankan, teknologi finansial, masa depan keuangan, keuangan hijau, dan stabilitas investasi industri halal dalam ekonomi global.
Dekan FEB Abdul Ghofar dalam sambutannya menekankan pentingnya inovasi, inklusivitas, dan keberlanjutan dalam pembangunan ekonomi. Dia mengutip pepatah “innovate or you will be divided” dan memberikan contoh keberhasilan China dalam memajukan ekonominya melalui inovasi, terutama di bidang teknologi manufaktur dan pengembangan perkotaan. Dia menyoroti pentingnya integrasi keanekaragaman hayati dalam perencanaan ekonomi.
Antusiasme peserta ditunjukkan dengan jumlah paper yang disubmit mencapai 73 paper dari berbagai negara seperti Thailand, Pakistan, Indonesia, China, Malaysia, Jepang, dan Australia. Hal ini menunjukkan tingginya minat akademisi dan praktisi untuk berbagi pengetahuan dan ide-ide inovatif dalam pengembangan ekonomi yang inklusif.
Sebagai puncak acara, panitia juga mengumumkan pemenang Best Paper dan Best Presenter dari hasil seleksi paper yang telah diajukan oleh peserta. Pengumuman ini diharapkan dapat memacu semangat mahasiswa untuk terus berkarya dan berinovasi.
Seminar internasional ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi mahasiswa FEB , serta memperkuat jejaring kerjasama dengan institusi pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri.
Dengan adanya pertukaran ide dan pengetahuan lintas negara, diharapkan dapat tercipta solusi-solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan yang dihadapi saat ini. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)