MALANG POST – Dalam minggu pertama pasca dilantik sebagai Penjabat Wali Kota, Iwan Kurniawan lebih banyak menggelar konsolidasi dan koordinasi internal.
Rapat koordinasi bersama semua perangkat daerah (OPD), dilakukan secara bergantian dan bertahap. Termasuk dengan Sekkota, para Asisten dan Kepala BKAD. Untuk mendengarkan paparan sepanjang 2024, yang berkaitan langsung penyerapan anggarannya.
Berhubungan dengan perencanaan pembangunan. Baik yang sudah berlangsung maupun dalam perencanaan. Bapenda dan Bappeda juga turut dilibatkan. Demikian halnya, perencanaan capaian target pendapatan dari Bapenda
“Kami juga ingin tahu progres capaian di 2024 ini. Ketika semua OPD menyampaikan paparan, sekaligus menyampaikan persoalan-persoalan serius yang dialaminya. Menjadi bekal kami untuk bisa mempelajari secara keseluruhan. Sekaligus membantu mencari solusi,” ucapnya.
Minggu kedua pasca pelantika, tutur Iwan, pihaknya sengaja turun ke bawah. Langsung ke setiap OPD-OPD.
Seperti Selasa (2008/2024) ini, pihaknya sambangi dua OPD. Dinas Sosial (DP3AP2KB) dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag).
“Dalam rapat internal tersebut, ada beberapa isu patut dicermati dan mendapat perhatian. Sekaligus apa yang menjadi prioritas dan progresnya sekaligus solusinya,” tambah Iwan.
Saat berkunjung ke Diskopindag, Pj Wali Kota sempat disinggung terkait permasalahan pasar tradisional, UMKM naik kelas, MCC dan inflasi berkaitan perkembangan harga sembako.
Sementara di Dinsos (DP3AP2KB), isu yang dibahas tentang kekerasan anak dan perempuan. Termasuk, permasalahan stunting dan kemiskinan.
“Informasi dari masing-masing OPD, kita petakan dan dibagi menjadi cluster. Kita klasifikasikan isu-isu yang butuh penanganan dan penyelesaian. Untuk dicarikan solusi. Sekaligus meminimalisir kesalahan yang muncul,” jelas mantan Pj Bupati Lebak, Banten itu.
Lantaran kunjungan kerjanya ke OPD sifatnya bertahap, Iwan Kurniawan mengaku belum memiliki skala prioritas. Terpenting, pihaknya ingin mengetahui secara detail segala permasalahan yang ada di setiap OPD.
“Dalam durasi masa tugas yang kami emban, kami berharap bisa mengeksekusi satu atau dua permasalahan serius. Untuk membantu meringankan beban kebutuhan dan kepentingan masyarakat.”
“Muaranya untuk penguatan dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Makin besar PAD-nya makin sejahtera dan makmur masyarakatnya,” tegas Iwan.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, membenarkan pihaknya melaporkan soal tiga pasar, yang progresnya perlu mendapat perhatian. Yakni Pasar Blimbing, Induk Gadang dan Pasar Besar Malang.
Perkembangan rencana pembangunan tiga pasar tersebut, lanjutnya, hingga saat ini terus dilaksanakan dan dicermati. Pembiayaannya berharap lewat APBN. Tapi untuk melangkah lebih lanjut, pihaknya menunggu arahan dari Pj Wali Kota Malang.
“Demikian pula, eksistensi dan aktivasi MCC, sebagai penunjang kegiatan UMKM menuju naik kelas. Dari usaha mikro kecil ke menengah. MCC ke depannya agar lebih aktif dan kian terpublish. Semua event baik ekraf, budaya maupun event penting lainnya, kita kemas dan sajikan ke publik,” ujar Eko.
Sementara untuk penanganan pemenuhan kebutuhan komoditi tertentu, Eko mengaku sudah menjalin kerjasama dengan daerah lainnya, melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD).
Misalnya, kebutuhan komoditi cabai, dijalin hubungan dengan Probolinggo dan Blitar.
Untuk menyikapi terjadinya inflasi, pihaknya akan menguati dengan operasi pasar, warung tekan inflasi dan program lainnya yang sudah jalan saat ini. (Iwan Irawan – Ra Indrata)