MALANG POST – Dewasa ini penggunaan transaksi secara nontunai, semakin digemari masyarakat. Dari berbagai kalangan dan usaha. Khususnya pembayaran lewat Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)
Bahkan di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, peningkatannya mencapai 263 persen (yoy). Terbesar, untuk wilayah Kota dan Kabupaten Malang, menyumbang 68 persen pengguna QRIS.
Kepala KPwBI Malang, Febrina menegaskan, sesuai dengan proyeksi ke depan. Pembayaran non tunai akan lebih banyak, dibandingkan dengan tunai. Itulah sebabnya, penggunaan QRIS akan terus digaungkan.
“Karena QRIS adalah salah satu alat pembayaran yang power full. Bahkan satu-satunya di dunia. Bisa dipakai dengan media pembayaran dari bank manapun. Atau perusahaan jasa pembayaran lainnya,” ujarnya di Lapangan Rampal, Minggu (18/8/2024).
Selain itu, lanjut Febrina, pada 2 Agustus 2024 lalu, Bank Indonesia sudah meluncurkan blueprint sistem pembayaran Indonesia 2030, oleh Gubernur Bank Indonesia.
“Ada dua poin pembaruan yang penting dalam blueprint tersebut. Diantaranya adalah, penekanan keseimbangan antara inovasi dan manajemen risiko.”
“Tentunya, kami akan bergandengan dengan OJK untuk pembuatan literasinya. Selain itu, sumber daya tentunya kita kuatkan bersama,” jelas alumni UGM ini.
Penekanan kedua, tambah Kepala KPwBI Malang yang memulai karier di BI sejak 2006 ini, perbankan akan selalu menjadi jangkar, untuk kolaborasi dengan fintech. Karena yang prudensialnya masih terjaga dengan baik, adalah perbankan.
QRIS: Febrina, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Salah satu upaya dalam menggaungkan QRIS, adalah dengan menggelar QRIS Fun Run, dengan start dan finish di Lapangan Rampal. Pada Minggu (18/8/2024) pagi.
Acara tersebut, merupakan puncak dari Pekan QRIS Nasional 2024. Yang sebelumnya rangkaiannya dari Pekan QRIS Nasional, sudah cukup banyak. Diantaranya sosialisasi QRIS di Pasar Among Tani Kota Batu. Di Probolinggo dengan QRIS night market.
“Jadi kita keliling dari kabupaten dan kota, yang berada di wilayah kerja BI Malang. Sedangkan puncaknya di Lapangan Rampal pagi ini.”
“Kami juga menghargai kehadiran pemimpin daerah. Sebagai wujud komitmen dari pimpinan, untuk bisa menggaungkan semangat penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS),” tandas perempuan kelahiran 1982 ini.
Dalam QRIS Fun Run tersebut, BI Malang juga mengundang para UMKM yang menjadi Mitra Binaannya. Untuk memasarkan produk-produknya. Termasuk juga UMKM yang biasa berjualan di Lapangan Rampal, tetap diikutsertakan.
Kehadiran UMKM tersebut, imbuh Febrina, sekaligus sebagai ajang sosialisasi. Termasuk mengenalkan QRIS kepada UMKM yang belum paham. Sebagai salah satu alat pembayaran yang multi fungsi.
“Karena keuntungan menggunakan QRIS bagi para UMKM cukup banyak. Selain memudahkan dalam bertransaksi, juga menghindari dari pemalsuan uang.”
“Apalagi kalau di kawasan yang biasa menjadi tempat olahraga ini. Biasanya banyak yang tidak membawa uang tunai. Jadi dengan QRIS, mereka bisa spend lebih banyak lagi,” imbuh Febrina.
Selain itu, KPwBI Malang juga terus melakukan sosialisasi penggunaan QRIS, untuk kalangan Gen-Z. Karena QRIS tidak bisa lepas dari sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah.
“Bagian dari paham itu adalah, selain harus bijak dalam berbelanja menggunakan rupiah dengan baik. Itu juga ada bagian di dalamnya, adalah instrumen pembayarannya. Salah satunya adalah QRIS.”
“Karena itu, kita gerilya door to door. Biasanya kami akan keliling ke beberapa sekolah. Juga komunitas yang akan kami lakukan sosialisasi,” demikian ujar mantan Ekonom Ahli Kelompok Perumusan KEKDA Provinsi KPw BI Provinsi Sulawesi Selatan ini. (Ra Indrata)