MALANG POST – Hidup sukses menjadi impian semua orang. Untuk menuju kesuksesan itu berbagai usaha pun dilakukan dan tentunya dengan kerja keras.
Tak terkecuali yang dilakukan Firda Rahayu. Wanita usia 25 tahun ini punya impian keras sukses dalam bisnis.
Impiannya disemangati oleh nasibnya yang harus menerima pemutusan hubungan kerja (PHK) dari salah satu perusahaan di Kabupaten Pasuruan saat diterpa badai Covid-19 pada tahun 2020 lalu.
Di PHK dari tempat ia bekerja membuat Firda Rahayu putar otak. Pilihannya menjadi usahawati agar kondisi ekonominya tetap terjaga. Karena ia menjadi tumpuan ekonomi keluarga yang tergolong hidup sederhana.
Pilihan yang termudah dan mampu ia jangkau adalah usaha kecil-kecilan dengan memanfaatkan ruangan rumah tempat tinggalnya di Desa Capang, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
Firda merintis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai reseller pakaian jadi (ready to wear) berbasis online. Produksi usaha konveksi menghasilkan beragam produk, homedress dan baju santai.
Saat memulai usahanya, awal tahun 2021 Firda membangun kemitraan grup WhatsApp, Instagram, Tiktok serta bekerjasama dengan grosir besar lainnya. ‘”Awal mulanya saya posting secara online di media sosial dan toko-toko online,” ungkap Firda, Jumat (9/8/2024).
Ia bercerita, memulai usaha dengan modal Rp.500.000,-
Dana sebesar itu ia belikan pakai jadi dan mendapat 20 pcs. Lalu barang dijual lagi dengan market transaksi lewat media sosial. ”Satu barang saya bisa untung sepuluh ribu rupiah,” ungkapnya.
Firda melihat potensi pasar busana ready to wear sangat menjanjikan. Oleh karena itu timbul keinginan untuk tidak hanya menjadi reseller. Firda memutuskan menjadi produsen pakaian karena melihat potensi pasar serta tren busana yang disukai konsumen.
Menurut Firda, menjadi produsen busana ready to wear akan banyak desain produk yang ia tawarkan kepada konsumen. Namun ia harus menjaga bahan material kain, ukuran yang beragam sesuai permintaan konsumen.
Usaha Firda pun berkembang. Permintaan terus menunjukkan tren naik. Produksi dikerjakan 30 pekerja sebagian besar wanita. Menjaga kepercayaan pembeli terhadap kualitas barang dan harga, itulah resep Firda dalam menjaga perform usahanya.
“Barang yang ditawarkan dilengkapi dengan detail foto serta spesifikasi jenis bahannya. Setelah itu saya posting secara online di media sosial dan toko-toko online,” tutur wanita berhijab ini.
Gayung bersambut, permintaan pun datang dari Sulawesi, Aceh, Palembang, Lampung, Makasar dan beberapa kota lainnya. “Sebulan bisa mengirim 28 ribu pcs pakaian jadi,” kata Firda.
Agar usaha tetap terjaga, Firda menjaga likuiditas keuangan. Jangan tergiur oleh tawaran para rentenir. Jika butuh modal usaha lebih baik ikut program perbankan, pesannya. (Sugeng Irawan)