MALANG POST – Pramuka harus kembali menjadi ekstrakurikuler wajib di lingkungan sekolah. Melalui kegiatan itu dikenal ampuh dalam membentuk karakter siswa. Seperti disiplin, kerjasama tim dan meningkatkan kepedulian sosial.
Melalui kegiatan Pramuka, siswa dapat belajar berbagai keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Seperti berkemah, survival dan pertolongan pertama. Pramuka menanamkan kecintaan alam dan lingkungan sejak dini. Selain itu, Pramuka merupakan bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Untuk mewujudkan kembalinya Pramuka jadi ekstrakurikuler wajib di sekolah. Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim bersama Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jatim, menggelar Apel Akbar Pramuka Penegak dan Pelatihan Kepramukaan Tingkat Penegak se Jatim. Berlangsung di Camping Ground Hotel Purnama, Kota Batu, Rabu (7/8/2024).
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai menyatakan, kegiatan itu merupakan kolaborasi Dindik dan Kwarda Pramuka Jatim. Bertujuan untuk mengembalikan jatidiri dan cikal bakal Pramuka.
“Pramuka tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Dengan Pramuka dapat menjadikan anak bangsa jadi anak mandiri dan punya jiwa kepemimpinan. Jiwa raganya menyatu, menguasai bagaimana kepemimpinan dan leadership,” tutur Aries.
KOMPAK: Kadindik Jatim sekaligus Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat memberikan motivasi pada peserta apel. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Karena itu, diinisiasi dari Jatim, pihaknya ingin mengembalikan hal tersebut. Menjadikan kembali Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib yang ada di lingkungan sekolah.
“Kenapa kami katakan wajib?. Karena di era digitalisasi ini, banyak anak-anak kita yang tergerus berbagai macam informasi yang mungkin saja bersifat negatif. Maka dari itu, kami ingin kembalikan mereka kepada hal-hal positif dengan kegiatan-kegiatan Pramuka,” tuturnya.
Menurut Pj Wali Kota Batu ini, Pramuka bukan tidak mengikuti digitalisasi. Malah Pramuka bagian dari transformasi digital. Karena itu, pihaknya mencanangkan bahwa Pramuka harus kembali jadi jatidiri anak bangsa.
“Pramuka tidak boleh hilang dari lingkungan sekolah. Harus jadi ekstrakurikuler wajib. Melalui apel ini, untuk mengingatkan kita semua, bahwa hati dan pikiran kita teguh untuk Pramuka,” katanya.
Melalui kegiatan Pramuka, pihaknya berharap dapat memunculkan generasi muda yang hebat. Punya jiwa kepemimpinan yang kuat, mandiri, disiplin dan punya etika yang baik.
Sementara itu, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim, Arum Sabil menambahkan, dari Kota Batu inisiasi mengembalikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah dilakukan. Sekaligus menyikapi tentang bagaimana masa depan bangsa. Bagaimana anak muda ini ditempa, dididik dan dipersiapkan dengan baik.
“Era digitalisasi seperti sekarang, kalau tidak menyiapkan anak muda dengan bijaksana sangat berbahaya. Bisa saja anak ini memanfaatkan dunia digital dengan tidak sebaik-baiknya. Sehingga dapat melemahkan anak-anak muda penerus bangsa,” paparnya.
Oleh karena itu, lewat kegiatan apel dan pelatihan ini, anak-anak muda di Jatim dilatih agar hidup dengan keseimbangan. Mulai dari fisik, mental, psikologis, emosional, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Untuk dipersiapkan menjadi generasi mandiri.
“Artinya, mereka disiapkan untuk menjadi generasi pencipta dan penemu. Jangan sampai kita hanya jadi konsumen saja. Karena itu kita siapkan mereka jadi generasi pencipta dan penemu,” tuturnya.
Sabil berpesan, agar anak-anak muda Indonesia menjadi generasi penerus bangsa yang luar biasa. Menjaga bangsa ini dengan kemandirian.
“Sesungguhnya ketergantungan adalah kelemahan dan kemandirian adalah kekuatan,” tutupnya. (Ananto Wibowo-Januar Triwahyudi)