MALANG POST – Setelah resmi dilantik pada 19 Juli 2024 lalu, Direktur Utama (Dirut) Perumda Tugu Tirta Kota Malang, Priyo ‘Bogank’ Sudibyo, langsung tancap gas.
Apalagi banyak keluhan yang muncul, dari 179 ribu sambungan rumah. Terutama untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
“Banyak keluhan yang kami terima. Mulai dari airnya kecil hingga tidak mengalir sama sekali. Oleh karenanya, kami mohon waktu untuk segera membenahi,” kata Bogank, saat bersilaturahmi ke Mako PWI Malang Raya, Selasa (6/08/2024).
Mulai besok (Rabu, 7/8/2024) hingga tiga atau empat hari ke depan, jelas Bogank, akan dilakukan penyambungan pipa saluran air PDAM. Yang ada di Sumber Pitu dan Dusun Kidal, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Dalam proses pengerjaan, jelas Tetapi tidak lama. Hanya sekitar 3-4 hari saja. Tapi setelah itu, dalam kurun waktu 30 sampai 40 tahun ke depan, tidak ada lagi istilah air mengalir kecil atau tidak mengalir sama sekali.
“Kenapa dilakukan tapping di dua titik tersebut? Karena dua tempat itu, adalah penyuplai kebutuhan air yang cukup besar.”
“Kalau sebelum di tapping, dihasilkan hanya 60 liter per second (LPS). Setelah itu mengeluarkan air sebanyak 120 LPS. Jadi dua kali lipat air yang dihasilkan,” kata Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Malang ini.
Nantinya daerah yang terdampak, sebagai akibat proses tapping tersebut, seperti di Puncak Buring, Lesanpuro, Bumiayu, Satsui Tubun (Kacuk) dan banyak lingkungan perumahan di kawasan Kedungkandang sisi barat dan selatan.
“Namun demikian, kami sudah siapkan pelayanan ketersediaan air tangki selama proses tapping berlangsung,” sambungnya.
Pelanggan, katanya, juga bisa mengajukan suplai air yang lokasinya terdampak. Sudah disiapkan 12 unit armada mobil tangki air, selama 24 jam pelayanan. Hotline yang bisa dihubungi adalah 08113550800. Terminal air pun juga disiapkan di lingkungan RW.
“Kita berikan pelayanan ketersediaan air bersih, hingga tingkat RT atau RW. Oleh sebab itu, dukungan dan kerjasama dari masyarakat sangat membantu. Agar bisa bersabar sementara waktu, tapi endingnya sangat melegakan semua pihak,” tegas Bogank.
Bahkan untuk menyebarluaskan informasi terkait pekerjaan tapping tersebut, Tugu Tirta sudah menyebarkan flyer ke daerah terdampak. Contohnya, kawasan Baran, Wonokoyo, Kalianyar, Tlogosari dan banyak lagi di lingkungan perumahan kawasan Kedungkandang sisi timur.
Selain itu, Bogank juga menyebut jika saat ini, ada sumber air baru, yang bakal mendukung memenuhi kebutuhan air di Kota Malang. Bahkan pihaknya telah mendapatkan lampu hijau dari Perumda Tirta Kanjuruhan, dengan sistem pengelolaan fifty-fifty.
Saat ini, antara Tugu Tirta dan Tirta Kanjuruhan, tinggal menunggu penandatangan Memorandum of Understanding (MoU). Sembari menunggu pembenahan sumber air yang ada di masing-masing Perumda tersebut.
Disinggung perihal keberlangsungan pembangunan Water Treatment Plane (WTP). Pihaknya akan menandatangani surat permohonan dari pihak terkait, dengan catatan khusus.
Dalam surat itu, kata Bogank, harus berisikan: “bagian dari uji coba untuk proses pemenuhan perizinan penyelenggaraan sekaligus enyelesaian pembangunan WTP selanjutnya”.
“Kami tidak ingin nantinya terjadi jebakan di kemudian hari.
Seolah-olah WTP telah mendapatkan persetujuan dan sudah tidak ada masalah lagi,” ucap dia.
Selain hal-hal tersebut, direksi Tugu Tirta yang baru, bakal segera menyelesaikan pekerjaan di lapangan dan menjalin komunikasi maupun koordinasi sekaligus bersinergi dengan eskternal.
“Tak kalah pentingnya, juga membangun komunikasi dan koordinasi serta penguatan internal secara berkelanjutan dan berkesinambungan.”
“Kami tidak bisa bekerja hanya sekedar main tunjuk dan main perintah begitu saja.”
“Di internal, kami ingin membentuk tim network yang solid dan saling support. Secara eksternal, kami ingin bersinergi sebaik-baiknya,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)