
MALANG POST – Tingginya permintaan masyarakat terhadap rumah murah, membuat Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur, meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menambah kuota program rumah subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Lantaran di tahun 2024, kuota FLPP hanya 166 ribu unit rumah. Padahal di tahun 2023, kuota FLPP ada 229 ribu unit.
Ketua DPD Apersi Jawa Timur, H. Makhrus Sholeh mengatakan, penurunan kuota FLPP tersebut jelas mempengaruhi usaha para pengembang. Yang selama turut mendukung program pemerintah,’untuk menyediakan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Tentu saja program FLPP, memberikan dampak yang cukup besar.”
“Berkurangnya kuota FLPP, sangat berpengaruh secara signifikan. Terlebih saat ini realisasi penyaluran FLPP bergerak lebih cepat. Untuk itu kami berharap ada penambahan kuota,” ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (30/7/2024).
Owner Turen Indah Group ini menambahkan, berkurangnya kuota FLPP juga berdampak pada masyarakat. Utamanya yang berpenghasilan rendah (MBR). Yang ingin menggunakan program FLPP, akan tertunda dalam memiliki rumah pertama mereka.
“Itu sangat berdampak. Pembeli rumah FLPP dari masyarakat berpenghasilan rendah, harus tertunda untuk mendapatkan rumah. Padahal mereka adalah rumah pertama yang sangat di butuhkan,” jelasnya.
Menurut Makhrus, selain berdampak pada niat pembelian rumah, juga berdampak pada cash flow pengembang perumahan.
“Kalau untuk pengembang, berdampak pada cashflownya karena tidak dapat uang segera akibat realisasi KPR yang terganggu,” jelasnya.
Makhrus menegaskan, pengurangan itu juga berdampak pada para suplayer meterial, yang jumlahnya
sekitar 150 industri pendukung dan tukang. (*/Ra Indrata)