MALANG POST – Dinamika penggunaan rupiah, sangat banyak. Termasuk mulai menurunnya penggunaan uang tunai.
Semakin lama, masyarakat lebih banyak bertransaksi dengan non tunai. Salah satunya menggunakan QRIS, yang juga menjadikan penggunaan kartu ikut menurun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, Febrina, Bank Indonesia sudah membuat
asesmen proyeksi, untuk membuat perkiraan penggunaan pembayaran tunai, yang semakin lama akan semakin menurun.
“Karena itu perlu terus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentang penggunaan non tunai. Yang menjadi bagian dari CBP (cinta bangga paham) Rupiah. Untuk di sisi ‘paham’ itu, adalah bagaimana menggunakan tunai dan non tunai,” ujar Ina -panggilan akrab Kepala KPw BI Malang- di Malang Town Square, Minggu (28/7/2024) malam kemarin.
Dalam konteks semakin berkurangnya penggunaan uang tunai tersebut, KPw BI Malang, menggelar CBP Championship, pada 27 dan 28 Juli 2024 kemarin.
Kegiatan tersebut, tambah Ina, adalah merupakan sinergi antar unit yang ada di Bank Indonesia. Terutama untuk memperkenalkan cinta, bangga dan paham terhadap rupiah.
“Agar -yang pertama- cinta pada rupiah kita, sehingga akan menggunakannya dengan baik. Tentu nantinya bisa paham dan tahu fungsinya untuk perekonomian seperti apa,” sebut perempuan kelahiran Palembang ini.
Dalam event yang digelar di hall utama Malang Town Square tersebut, juga dipamerkan koleksi uang rupiah dari masa ke masa, yang pernah dikeluarkan Bank Indonesia.
“Teman-teman dari Pejuang Rupiah BI, juga memberikan informasi yang banyak terkait rupiah. Bahkan juga dipamerkan limbah uang, yang mungkin belum ada sebelum-sebelumnya,” ujar Ina, yang mengawali karirnya di BI sebagai Pengawas Bank Yunior di Kantor BI Solo pada 2006.
CBP Championship, juga menggadakan Tebak Koin. Agar masyarakat bisa mengetahui uang pecahan yang pernah diterbitkan. Terutama pecahan kecil. Karena bagaimanapun pecahan kecil, adalah uang yang harus dihargai keberadaannya.
“Mungkin kita sudah tidak lagi ingat atau tahu pecahan-pecahan lama. Seperti yang bergambar sawit dengan nominal seribu, yang penggunaannya sudah dicabut.”
“Jadi pada prinsipnya, tebak koin itu untuk mengenalkan lagi pecahan kecil yang masih berlaku. Meski trennya sudah menurun,” sebutnya.
KPw BI Malang, dalam momen CBP Championship itu, juga melibatkan siswa, guru dan mahasiswa yang ada di Malang Raya dan sekitarnya. Lewat rangkaian acara seperti Games Rangking I, story telling untuk SMP, duta CBP Rupiah untuk Guru dan duta CBP Rupiah untuk mahasiswa. Diharapkan bisa menularkan semangat untuk berprestasi kepada siswa atau mahasiswa dan guru.
“Dengan mengikuti even ini, bisa menjadi catatan prestasi. Untuk guru di jenjang karier, sedangkan untuk siswa ke jenjang berikutnya. Selain tentunya untuk meningkatkan nasionalisme dan juga kebanggaan terhadap rupiah,” jelas mantan Analis di Unit Asesmen Statistik dan Survei di KPw BI Tegal pada 2013 lalu.
Selain itu, tambah Ina, CBP Championship ini, merupakan rangkaian kegiatan road to FEKDI (Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia). Selebrasi tingkat nasional, akan digelar pada 17 Agustus 2024 mendatang.
“Karena itu, sasaran kegiatan ini ditujukan untuk kalangan muda. Meski sebenarnya juga untuk seluruh kalangan. Tetapi terutama kalangan muda, pelajar, mahasiswa dan guru,” sambung Ina.
CBP Championship itu sendiri, adalah agenda rutin. Dengan
kreativitas pelenggaraannya, disesuaikan dengan perkembangan saat ini.
Materi-materi yang disampaikan, adalah hasil kolaborasi dengan OJK, untuk perlindungan konsumen.
“Kami berharap masyarakat di Kota Malang dan sekitarnya, semakin bangga, cinta dan paham rupiah. Untuk mendukung perekonomian kita,” pungkas wanita yang bertugas sebagai Ekonom Ahli Kelompok Perumusan KEKDA Provinsi KPw BI Provinsi Sulawesi Selatan, sebelum dikukuhkan sebagai Kepala KPw BI Malang pada 5 Maret 2024 lalu. (Ra Indrata)