Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Malang, terus memantau tren kelahiran.
Kepala Dinas PPKB Kabupaten Malang, Anizwaty Aziz mengatakan, sampai 2024 pada kelompok usia 14-24 tahun, pasangan usia subur ada 430 ribu lebih.
“Kami terus memantau semua tren. Baik kenaikan atau penurunan angka kelahiran, terus dijaga supaya tetap seimbang,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Sabtu (27/7/2024) kemarin.
Dia berharap, para remaja bisa menikah sesuai batasan usia yang sudah ditetapkan pemerintah. Kemudian siap dalam hal apapun.
Karenanya setiap keluarga di Indonesia termasuk di Malang, hanya mempunyai dua anak saja. Tujuannya supaya populasi tetap seimbang.
Masih di acara yang sama, Dekan Fakultas Psikologi Unmer Malang, Dr. Nawang Warsi Wulandari menyampaikan, angka kelahiran yang semakin menurun, selaras dengan angka pernikahan yang juga turun.
Menurut Nawang, ada beberapa faktor penyebab angka kelahiran turun. Diantaranya, calon pasangan yang mempersiapkan dengan matang untuk kelahiran anak. Hingga berdampak positif, sehingga sang anak bisa dapat treatment sebaik-baiknya.
“Banyak juga pasangan yang takut untuk punya anak. Sehingga memilih untuk tidak menikah atau menikah tapi childfree.”
“Jadi perlu pendekatan pada generasi sekarang, untuk menjaga angka kelahiran tetap stabil,” tandasnya.
Sementara dari sisi anak, lanjut Dr. Nawang, kehidupan pernikahan kedua orang tua, membuat timbul persepsi ketika mereka akan membangun rumah tangga.
Dicontohkan, pada suatu kondisi ketika ada anak hidup dalam keluarga yang tidak harmonis. Terutama hubungan orang tuanya, maka akan jadi pertimbangan besar untuk berkeluarga di masa mendatang.
“Jadi orang tua perannya krusial, sehingga tidak timbul trauma mendalam pada anak.”
“Tapi ketakutan juga harus dilawan. Jangan sampai jadi bumerang,” tegasnya. (Faricha Umami-Ra Indrata)