MALANG POST – Seiring perkembangan teknologi, diperlukan peningkatan sumber daya manusia yang profesional, dalam memanajemen koleksi museum berbasis digital. Agar memudahkan pengelolaan koleksi pada museum.
Itulah yang mendorong dosen Universitas Negeri Malang (UM), Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim, S.Pd., M.Pd., mengadakan Pelatihan Manajemen Koleksi Museum Berbasis Digital.
Pelatihan didasarkan pada kenyataan, kurangnya kegiatan sejenis di Malang Raya. Yang diikuti perwakilan museum di Malang Raya. Seperti Museum Brawijaya, Museum Singhasari, Museum Panji dan lain sebagainya.
Berlangsung di Laboratorium Museologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (FIS UM), pada 22 Juli 2024 lalu.
Lewat kegiatan ini, diharapkan mampu menambah profesionalitas tenaga museum. Agar koleksi terdata dengan baik dalam katalog digital. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada dan sesuai. Sehingga pengunjung semakin tertarik berkunjung ke museum dan menambah kedatangan wisatawan.
Hadir sebagai pemateri, Founder Daring Kreatif, yang berkecimpung pada bidang teknologi dan website. Yaitu Muhammad Trio Maulana Putra, M.Pd., M.Sc.
“Pelatihan ini memberikan banyak manfaat bagi peserta. Melalui sesi-sesi pemaparan materi yang mendalam dan diskusi interaktif, para tenaga museum mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dan sangat bermanfaat. Untuk meningkatkan kualitas di museum mereka masing-masing.”
“Para narasumber yang ahli di bidangnya, tidak hanya memberikan teori-teori yang relevan, tetapi juga berbagi pengalaman praktis yang bisa langsung diterapkan,” kata Nurfahrul.
Adanya perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi, tambahnya, telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk dalam manajemen koleksi museum seperti berupa katalog digital.
Katalog digital adalah sistem manajemen informasi, yang memungkinkan koleksi museum didokumentasikan, disimpan, dan diakses secara elektronik.
Fitur utama dari katalog digital, berupa database terstruktur, aksesibilitas online, pencarian dan filter, interaktif, serta integrasi multimedia.
Dengan adanya katalog digital ini memiliki peluang berupa aksesibilitas dan keterjangkauan, pelestarian dan dokumentasi, serta interaktivitas dan edukasi.
Tidak dapat dipungkiri, dalam pembuatan katalog digital terdapat tantangan dari teknologi yang berupa keamanan data, konsistensi data berupa memastikan akurasi data dan sinkronisasi dengan koleksi museum, serta kesesuaian pengguna.
Untuk mengatasi tantangan tersebut disampaikan strategi berupa pengembangan sumber daya manusia, kolaborasi dengan institusi lain dan evaluasi secara terus-menerus.
Antusiasme dan partisipasi aktif dari para peserta, menjadi indikasi bahwa kegiatan ini sangat diperlukan dan bermanfaat.
Arief Wibisono dari Museum Hizbullah Malang dan Ratnawati dari Museum Panji Malang, mengakui jika pelatihan ini dapat mengembangkan museum, sesuai dengan kemajuan teknologi. Sehingga dapat bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat.
Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, para tenaga museum dapat menerapkan ilmu yang telah mereka peroleh, dalam mengelola dan menyajikan koleksi museum. Secara lebih terperinci tentang setiap item koleksi, pencarian dan pengelompokan data, serta penyediaan akses yang cepat dan mudah bagi pengguna.
Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya membuka akses yang lebih luas bagi publik. Tetapi juga memberikan berbagai manfaat dalam hal pelestarian, penelitian, dan pengelolaan koleksi pada museum. (M. Abd. Rahman rozzi)