MALANG POST – Forum Konsultasi Publik (FKP) kembali digelar RSUD Karsa Husada Kota Batu, Selasa, (16/7/2024). Pada FKP tahun ini mengusung tema ‘Pelayanan Wisata Medis’. Kegiatan ini rutin digelar setiap tahun oleh RSUD Karsa Husada.
“FKP rutin kami gelar setiap tahun. Ini sesuai dengan arahan Sekda Provinsi Jatim. Berdasarkan SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2022 tentang FKP di lingkungan instansi pemerintah,” papar Direktur RS Karsa Husada Kota Batu, dr Muhammad Rizal.
FKP digelar untuk memberikan promosi kepada seluruh stakeholder. Baik dari pemerintah, birokrasi, LSM, organisasi masyarakat dan lainnya. Kemudian, FKP digelar sebagai bentuk pertanggungjawaban RSUD Karsa Husada terhadap seluruh stakeholdernya.
“Dalam forum ini seluruh stakeholder akan memberikan masukan, arahan dan kritik membangun untuk RSUD Karsa Husada. Kira-kira apa kekurangan dan kelebihan RSUD Karsa Husada Kota Batu,” paparnya.
Selanjutnya, FKP digelar untuk melakukan penilaian secara eksternal dan internal. Perihal apa yang dibutuhkan masyarakat Kota Batu dan sekitarnya, dalam hal penanganan kesehatan.
“Kami ada PR tentang pembangunan medical tourism. Saat ini kami sedang berjuang untuk bisa mendapatkan sertifikat RS medical tourism. Saat ini masih dalam proses pengajuan, di Malang Raya yang sudah punya salah satu RS di Kota Malang,” ungkapnya.
KERJASAMA: Direktur RSUD Karsa Husada Kota Batu, dr Muhammad Rizal saat menandatangani kerjasama dengan stakeholder terkait untuk peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Untuk bisa mendapatkan sertifikat medical tourism, pihaknya turut menggandeng konsultan publik. Dengan arahan segera dilakukan pembentukan tim, yang bertugas membuat dokumen sesuai aturan Kemenkes. Diantaranya dokumen paket pengobatan, paket administrasi dan lainnya.
“Dokumen akan segera dikirim ke Kemenkes. Kami menargetkan sertifikat itu bisa turun tahun ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, saat ini pihaknya juga tengah fokus melakukan pengembangan pelayanan di RSUD Karsa Husada. Salah satunya dengan membangun gedung rehap medic internasional. Ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada wisatawan lokal maupun internasional.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, di gedung baru itu akan kami kembangkan unit stroke, unit rehap medic terpadu, bersamaan dengan pelayanan homecare,” katanya.
Diperkirakan butuh waktu tiga tahun untuk membangun gedung baru itu. Dengan luas lahan 1.200 meter persegi dengan total lima lantai, menggunakan anggaran sebesar Rp23 miliar. Sementara untuk kebutuhan SDM, akan mulai dilakukan proses recruitment satu tahun sebelum beroperasi.
“Jika layanan sudah lengkap, maka wisatawan bisa lebih enak untuk mendapatkan layanan kesehatan. Saya ingin ada terapi tuna wicara, tuna rungu, terapi stroke dan berbagai rehab medic lainnya. Sehingga saat mereka datang ke Kota Batu bisa terapi sambil berwisata,” jelasnya.
Sementara itu, Asisten III Administrasi Umum Provinsi Jawa Timur, Akhmad Jazuli mewakili Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono berharap RS Karsa Husada Batu dapat menjadi destinasi wisata medis terbaik di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.
“Dengan fasilitas yang lengkap, pelayanan yang ramah, dan dukungan penuh dari pemerintah, impian ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Pengembangan wisata medis tidak hanya penting untuk kesehatan masyarakat. Tetapi juga sebagai produk baru dalam industri pariwisata,” katanya.
Dengan menggabungkan keindahan alam dan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kota Batu dapat mewakili Jawa Timur menjadi tujuan utama wisata medis di masa depan.
“Pesan Pj Gubernur Jatim RSUD Karsa Husada harus dapat benar-benar maju dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat di Malang Raya. Karena pengembangan wisata kesehatan dapat mendorong pergerakan wisatawan serta meningkatkan kunjungan wisatawan asing, demi pelayanan prima,” ujarnya.
Menurutnya, wisata medis memiliki potensi besar untuk menahan devisa negara yang selama ini keluar, akibat banyaknya pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Meski begitu masih ada tantangan, maka sangat penting menggarap sektor ini dengan baik dan profesional, mengingat Jawa Timur, khususnya kawasan Kota Batu, memiliki keindahan alam yang mendunia.
“Ekonomi sudah mulai bangkit pasca pandemi. Ini adalah momentum yang tepat untuk mengembangkan wisata medis. Selain itu, lingkungan yang sehat dan pelayanan yang ramah dinilai dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,” tutup Akhmad Jazuli. (Ananto Wibowo)