MALANG POST – Dalam memperingati Hari Keluarga Nasional Tahun 2024. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu menggelar GenRe Fair.
Pada Minggu, (14/7/2024) dewan juri mengadakan kunjungan lapangan lomba tersebut. Kunjungan dilakukan terpusat di setiap kecamatan. Digelar di balai penyuluhan KB yang ada di tiga kecamatan Kota Batu.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Kota Batu, Muhammad Hartoto menyatakan, GenRe Fair digelar sebagai bentuk apresiasi dan wadah evaluasi bagi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di Kota Batu. Dengan mengusung teman “It’s Time To Shine”.
“GenRe Fair kami gelar untuk mempromosikan prestasi PIK-R di Kota Batu. Salah satunya adalah peran PIK-R dalam mendukung penurunan angka stunting di Kota Batu,” paparnya.
Dia menambahkan, ditingkat kota ada yang namanya Insan GenRe. Kemudian di tingkat desa/kelurahan ada PIK-R. Dibentuknya PIK-R bertujuan untuk pencegahan stunting sedini mungkin.
“Kami lakukan pencegahan stunting mulai dari hulu. Dengan mempersiapkan remaja-remaja di seluruh desa/kelurahan Kota Batu untuk mengenal dan mengetahui stunting itu bagaimana,” paparnya.
Apabila para remaja sudah paham apa itu stunting. Maka untuk menekan angka stunting di Kota Batu akan lebih mudah. Terlebih angka pernikahan anak di Kota Batu juga terbilang masih cukup tinggi.
“Dari pernikahan anak inilah jadi salah satu penyumbang tingginya angka stunting di Indonesia. Sebab jika anak-anak menikah, mereka biasanya belum paham fungsi reproduksi seperti apa, alat-alat produksi bagaimana, lalu bagaimana dia harus menjaganya,” tuturnya
Kemudian pada saat hamil, biasanya anak-anak tersebut menutup-nutupinya. Lalu baru terungkap ketika usia kandungan sudah empat, lima atau enam bulan. Dengan kondisi itu, sangat riskan menyumbangkan angka stunting.
“Meski begitu, penyebab utama stunting di Kota Batu bukan karena pernikahan dini. Ataupun karena tingkat pendidikan rendah dan tingkat pendapatan rendah. Tapi penyebab stunting di Kota Batu karena pola asuh dan pola makan,” papar dia.
Muhammad Hartoto menambahkan, GenRe Fair ini diikuti oleh PIK-R dari seluruh desa/kelurahan se Kota Batu. Kemudian ditambah dari beberapa SMP dan SMA di Kota Batu.
“Saat ini sudah masuk penilaian tahap dua. Total ada 12 finalis. Terdiri dari tiga finalis dari setiap kecamatan, satu finalis dengan passing grade tertinggi dan dua finalis dari sekolah,” bebernya.
Pihaknya berharap, melalui kegiatan ini, PIK-R se Kota Batu bisa terus memaksimalkan potensinya. Serta dapat menginspirasi para remaja di lingkungan.
Ketua Insan GenRe Kota Batu, Zendita Alvion menambahkan, dalam penilaian tahap dua ini, PIK-R yang ada di desa/kelurahan dinilai dari inovasi program yang dilakukan. Kemudian program GenRe yang diturunkan dari provinsi yakni sosialisasi tentang kita, sosialisasi edukasi gizi, sosialisasi isi piringku, serta keaktifan organisasi.
“Penilaian mulai dari inovasi program, sosialisasi tentang kita, edukasi gizi dan isi piringku pernah dilakukan berapa kali. Kemudian tentang administrasi dan kesekretariatan PIK-R seperti apa. Lalu bagaimana ketua merangkul anggota untuk membuat sebuah program yang peduli dengan remaja,” paparnya.
Setelah dilakukan penilaian tahap dua ini, selanjutnya akan diambil tiga besar. Untuk menentukan siapa juara 1,2,3 dan penyaji terbaik. Dengan melibatkan dewan juri dari Sekretaris Dinkes Kota Batu, Ketua Insan GenRe Kota Batu, Duta GenRe Kota Batu Tahun 2021, Ketua TP PKK Kota Batu yang diwakilkan Pokja 1 TPP PKK dan Kabid Dalduk dan KB DP3AP2KB Kota Batu.
“Kami berharap, dengan adanya lomba ini, PIK-R yang ada di seluruh Kota Batu bisa lebih aktif. Bisa mendorong remaja Kota Batu lebih progresif lagi dalam berkegiatan. Serta dapat bersosialisasi dengan seluruh remaja yang ada di desa/kelurahan. Sebab PIK-R ini yang lebih dekat dengan remaja di desa,” harapnya.
Perwakilan juri, Sekretaris Dinkes Kota Batu, dr. Yuni Astuti menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan sudah cukup bagus dan bervariasi di masing-masing desa. Namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan ke depan.
“Diantaranya perlu publikasi, sosialisasi dan penyebarluasan yang masif terkait kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga akan lebih banyak remaja yang mau mengikuti kegiatan di PIK-R dan lebih banyak yang merasakan ke bermanfaat ketika mengikuti kegiatan,” paparnya.
Kemudian perlu packaging semua kegiatan yang lebih menarik. Sehingga akan menarik minat remaja untuk mengikuti. Selanjutnya unggah semua kegiatan PIK-R dalam semua platform media sosial dan masifkan publikasi.
Yuni juga berharap, masing-masing desa/kelurahan diharapkan ada data base remaja. Ini sebagai dasar untuk melakukan kegiatan atau inovasi untuk remaja.
“Untuk semua PIK-R, explore lagi semua kemampuan. Selalu update dengan dinamika remaja. Jangan lelah mengajak para remaja untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif dan munculkan inovasi-inovasi baru,” tutupnya. (Adv/Ananto Wibowo)