MALANG POST – Hasil otopsi resmi dari dokter forensik Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RS Saiful Anwar nantinya akan menjawab sebab kematian korban Sahroni. Visum luar sementara, tidak ada tanda-tanda kekerasan.
Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat kepada Malang Post saat ditemui di IKFM RSSA Malang, Jumat (5/7/2024) tengah malam. Pukul 23.40 WIB, usai diotopsi, jenazah korban dibawa ke rumah duka.
“Dengan hasil otopsi resmi, kita akan tahu sebab korban meninggal dunia. Kita harus tahu sebab kematiannya karena itu segala hipotesa, asumsi akan kami uji, menggunakan cara yang scientific, ” sebut Gandha.
Meski hasil otopsi resmi dan lengkap belum keluar, Gandha menerima penjelasan dokter forensik dari hasil visum luar tubuh korban atau disebut hasil sementara.
“Hasil otopsi sementara, disampaikan (dokter–red), bahwa untuk di bagian badan tidak ditemukan tanda ataupun bekas kekerasan. Namun di mata, ada luka gores sedikit. Kami akan dalami. Kedua mata juga berwarna merah, ” sebut Gandha.
Ditambahkan Gandha, Otopsi juga mengambil sampel cairan yang nantinya akan dikirim ke Laboratorium Forensik guna diteliti secara toksikologi. Bagian ini pula merupakan bagian poin penting mengungkap sebab kematian korban.
Sementara terkait kematian korban Sahroni, dalam pemeriksaan kaku mayat (rigor mortis), diduga Sahroni telah meninggal lebih dari 6 jam. Indikator ini diketahui saat pertama kali ditemukan dalam kondisi dingin (algor mortis).
Ditanya terkait adanya luka lecet di kedua kaki, Gandha menyebut bahwa dalam pemeriksaan visum luar, tidak ditemukan lecet. Gandha menegaskan pula jika tidak ada luka bekas kekerasan di bagian lainnya.
Keterangan soal tidak adanya lecet di kedua kaki seperti disampaikan Gandha berbeda dengan kesaksian keluarga. Menurut keluarga Sahroni, selain ada luka gores di mata kanan dan lecet di mata kiri, adapula luka lecet di kedua kakinya.
Sebagaimana diberitakan, Sahroni (19) putra Gunawan (44) warga Baran Desa Urek-Urek Gondanglegi, Jumat (5/7) sore ditemukan meninggal di ruang tengah rumahnya. Ada luka gores di mata kanan.
Miris, meninggalnya korban diketahui usai sang adik yang masih bocah mengadu pada ibunya karena sang kakak tubuhnya terasa dingin. Sang adik sempat tidur menemani sang kakak, Jumat siang dan sorenya barulah keluarga tahu korban telah meninggal.
Sahroni, informasi didapatkan telah 2 hari tidak pulang. Pagi sekali, Sahroni terlihat diantarkan 2 orang pria. Keluarga pun curiga, atas kematian Sahroni yang tidak wajar. Sahroni masih tercatat sebagai pelajar SMA kelas 2 di Gondanglegi. (Santoso FN)