MALANG POST – Saat masih bersekolah di madrasah, korban Sahroni cukup berprestasi. Namun, perilaku dan kebiasaan korban Sahroni mulai berubah saat bersekolah di SMK Ali Usman. Ia mulai jarang bergaul dengan teman sebayanya di Gondanglegi.
Menurut ZK, Sahroni lebih sering berteman dengan teman di Prembangan Turen. Terlebih, sang pacar juga tinggal di sana. ZK juga tahu, sang pacar pernah diajak ke rumah Baran. Sahroni pun diketahui sering ke Prembangan Turen.
Bahkan, saat liburan, korban Sahroni pernah 3 hari tidak pulang. Sang bapak pun yang merasa malu pada tetangga Turen, segera menyusulnya. “Dulu saya sempat nyusul ke sana. Jemput pulang, ” cerita Gunawan.
ZK, kali terakhir bertemu dengan Sahroni, Rabu (3/7). “Saya ketemu. Ngobrol soal bantengan. Ndelok HP lalu ketiduran. Saya pulang. Roni Sempat ke rumah. Pinjam motor. Rabu dikembalikan ke rumah, ” cerita ZK, yang tinggal depan rumah keluarga Gunawan.
“Roni salah pergaulan Mas. Dampaknya sering bolos sekolah. Kalau dulu waktu di Madrasah, sering juara. Kalau mengaji, hanya waktu bulan Ramadan, ” sebut ZK, Jumat malam.
Hingga Jumat tengah malam, jenazah Sahroni masih menjalani proses otopsi guna mengetahui sebab kematiannya. Saat tergeletak di ruang tengah kediamannya, ada luka gores di wajah dan lecet di kedua kakinya. (Santoso FN)