MALANG POST – Ketua Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sekaligus acara Kegiatan Cinta Sekolah (KCS), Hendra Yudi Nugraha menyebut, keistiqomahan memenuhi kuota calon siswa baru, karena penerapan tiga paket. Dalam setiap PPDB di SMK PGRI 3 (SKARIGA) Malang.
Pertama paket makin murah (Makmur). Kedua, paket hemat (Pak Mat) dan ketiga paket Sat-Set. Tak heran jika saat ini, sudah 980 siswa baru yang diterima.
“Kuota kami 982 siswa. Tinggal menambahkan dua siswa lagi. Proses pendaftaran untuk calon siswa baru masih berlangsung. Ketika sudah diterima, tambahan dua siswa itu segera menyusul 980 siswa lainnya, untuk mengikuti pra KCS selama beberapa hari ke depan,” jelas Hendra kepada Malang Post, Jumat (5/07/2024).
Calon siswa yang ingin bergabung dengan SKARIGA, pihaknya telah menyiapkan 14 jurusan. Tinggal menentukan peminatan jurusan. Misal seperti jurusan kimia pembangkit (PJB Class), teknik kendaraan ringan (TKR) atau teknologi informasi dan komputer (TIK).
“Ketiga jurusan itu kuota peminatannya sangat mendominasi. Sejak pendaftaran dibuka November 2023 lalu, lima puluh persen pendaftar memilih jurusan itu. Sepertinya tiga jurusan itu menjadi jurusan favorit,” jelasnya lagi.
SUKA: Siswi baru kelas X di SMK PGRI 3 Malang atau SKARIGA, Nova Claudia, yang menjadi salah satu peserta KCS angkatan ke-37. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Siswa baru yang masuk SKARIGA, tambah Hendra, dikenakan biaya Rp3,5 juta – Rp6 juta. Mereka akan mendapatkan seragam, alat-alat sekolah, tablet, asuransi jiwa selama tiga tahun dan kebutuhan sekolah lainnya.
“Kami juga akan memberikan perhatian dan bantuan kepada anak didik, selama mereka menjadi siswa SKARIGA. Ketika ada siswa yang sakit atau kecelakaan, kami akan mengawal siswa tersebut ke rumah sakit hingga tuntas,” ucapnya.
Untuk saat ini, SKARIGA sedang menggelar KCS angkatan ke-37. Jumat (5/7/2024) ini, adalah pra KCS. Selasa (9/7/2024) sampai selesai, siswa baru mengikuti KCS di lingkungan Pusdik Arhanud Karangploso.
“Kita tempa siswa baru dengan pelatihan kedisiplinan, ketertiban, kemandirian serta penguatan fisik maupun mental. Guna membentuk siswa-siswi SKARIGA lebih berkualitas, siap belajar dan berkompetisi sekaligus berprestasi. Menyongsong masa depannya lebih siap sejak dini,” sambungnya.
Acara KCS ini, lanjut Hendra, sebagai bagian dari pengenalan kepada siswa baru. Utamanya terkait tata tertib, kedisplinan dan hal lainnya. Yang selama ini sudah diterapkan oleh pihak sekolah. Siswa baru, harus bisa memahami dan menyelami serta mematuhinya.
“Agar saat sudah menjadi bagian dari keluarga besar SKARIGA, mereka sudah terbiasa.”
“Kedisiplinan dan ketertiban serta kepatuhan untuk seorang siswa, menjadi modal utama meraih kesuksesan menyongsong masa depannya,” katanya.
Pada tahun ajaran baru saat ini, Hendra menyebut, siswa-siswi SKARIGA berasal dari berbagai wilayah. Seperti dari Bali, Kalimantan, Sumatera dan Jakarta. Meski mayoritas tetap dari Malang Raya.
“Kami ingin menguatkan budaya tertib. Tidak ada kata terlambat di lingkungan SKARIGA. Mereka harus mampu membiasakan diri tertib dan disiplin. Agar kelak siswa SKARIGA bisa tampil di masyarakat, dengan memberikan nilai manfaat yang positif,” tandasnya.
Nova Claudia, siswi berhijab dari Kasembon, Kabupaten Malang, mengaku bersama enam temannya sekampung, sengaja memiliki SKARIGA, selain mengikuti arahan atau nasihat dari orang tuannya. Juga karena SKARIGA memiliki kedisiplinan dan ketertiban begitu ketat.
“Tentunya ini sangat baik dan bagus untuk menyongsong masa depan lebih maju dan berkualitas.”
“Kalau soal jurusan, memang sejak awal kami memilih jurusan Kimia Industri. Karena sudah suka sejak awal.”
“Semoga pembelajaran di SKARIGA ini, bisa menghantarkan kami mewujudkan impian dan meraih prestasi,” ujar Nova, saat ditemui sela-sela Pra KCS di sekolah. (Iwan Irawan – Ra Indrata)