Data Polres Batu sejak Januari – Juni 2024, tercatat 132 kejadian kecelakaan lalu lintas. Dengan korban meninggal sekitar 20 orang, luka berat 1 orang dan luka ringan 181 orang. Atau rata-rata 3 orang meninggal dunia setiap bulan.
Hal itu disampaikan Kanit Kamsel Polres Batu, Ipda Sumardiono, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (3/7/2024).
Kalau dibandingkan dengan periode sebelumnya, dari Januari – Desember 2023 ada 250 kejadian kecelakaan lalu lintas. Paling banyak kendaraan yang terlibat justru dari luar kota.
Sementara untuk black spot di Kota Batu, jelas Ipda Sumardiono, seperti di sekitar Pascasarjana ITN 3, Jl Sidomulyo – Jl Brantas dan sekitar patung sapi. Dengan korban didominasi usia 17 tahun ke atas.
“Faktor ketidak hati-hatian pengendara, kecerobohan dan kurang menaati peraturan lalu lintas, jadi penyebab kecelakaan.”
“Jadi kondisi kesehatan pengemudi harus dipastikan dulu, untuk menghindari kejadian kecelakaan lalu lintas,” sebutnya.
Kabid Lalin Dishub Kota Batu, Muchammad Noor menambahkan, butuh pemeliharaan dan penambahan untuk rambu-rambu yang ada di Kota Batu, tujuannya untuk menunjang keselamatan berlalulintas.
Noor juga menilai, saat ini masih ada beberapa masyarakat kurang memahami rambu jalan. Contohnya seperti marka jalan, rambu batas kecepatan, warning sign kontur jalan curam dan perambuan yang lain.
“Jadi ketika banyak yang belum paham, hal itu membuat angka kecelakaan lalu lintas menjadi masih tinggi,” kata Noor.
Dishub Kota Batu juga terus memantau perilaku berkendara masyarakat melalui CCTV. Lewat CCTV yang sudah terpasang di 10 titik, masih sering ditemukan pelanggar lalu lintas.
Noor menjelaskan, pengendara yang sering melanggar ada di simpang Pesanggrahan arah Songgoriti.
Sementara itu, Sigma Safety Drive and Ride Coach, Arsyad M Mustaqim mengatakan, saat ini pengguna jalan raya semakin bertambah. Sementara fasilitas infrastruktur tidak bertumbuh signifikan.
Dengan kondisi infrastruktur tidak memadai dan titik jenuh macet cukup tinggi di suatu daerah, tambahnya, bisa menimbulkan agresivitas perjalanan.
“Jadi konsentrasi pengemudi untuk berhati-hati atau tertib berlalu lintas, juga semakin berkurang, karena cenderung mengejar waktu,” imbuhnya.
Selain itu, kalau dikaitkan dengan angka laka lantas di Kota Batu, yang didominasi kendaraan luar kota, Arsyad menilai hal itu terjadi karena pengemudi tidak begitu menguasai. Atau tidak terbiasa dengan kondisi jalan di daerah lain.
“Jadi penting sekali melakukan persiapan matang dari segi fisik, maupun kondisi kendaraan,” demikian ujarnya. (Faricha Umami-Ra Indrata)