MALANG POST – Seorang vitiligan, Salindri Anggita mengakui, stigma negatif dari masyarakat kepada penderita vitiligo, beberapa kali masih dirasakan.
Banyak dari mereka yang terheran-heran, sampai mengaitkan kondisi kulitnya yang muncul bercak putih, dengan hal mistis.
“Karena masyarakat masih kurang mendapatkan edukasi soal vitiligo. Hingga akhirnya memberikan respon kurang baik pada para vitiligan,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Sabtu (29/6/2024) kemarin.
Kata Salindri, proses para vitiligan bisa mencapai titik ikhlas atau penerimaan kondisi diri juga sulit. Maka dari itu, mereka juga butuh support yang baik dari keluarga, maupun lingkungan masyarakat.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Rumah Sakit Persada, Hermina dan RSSA, dr. Suci Prawitasari, Sp.KK ., menjelaskan, Vitiligo merupakan penyakit autoimun kronis, yang membuat kulit tidak bisa menghasilkan melanin, untuk membuat pigmen warna kulit. Sehingga muncul bercak putih yang seiring waktu bisa melebar dan menyebar.
“Penyakit vitiligo tidak menular dan tidak mengancam nyawa. Sehingga para vitiligan bisa hidup berdampingan dengan masyarakat umum dan menepis segala stigma negatif yang diterima,” katanya.
Penyebab vitiligo sendiri, tambah dr. Suci, didominasi oleh kelainan genetik, mutasi spontan, gen carrier serta terindikasi penyakit autoimun. Yang membuat rentan untuk terkena jenis autoimun lain seperti vitiligo.
Itulah sebabnya, kata dr. Suci, penderita vitiligo memiliki pigmen kulit yang berbeda atau tidak merata di beberapa titik.
Ada titik-titik warna putih di area tertentu dan titik tersebut bisa melebar namun tidak gatal.
“Bercak pigmen kulit yang tidak merata pada penderita vitiligo, tidak dapat disembuhkan. Namun dapat dipudarkan atau disamarkan melalui fototerapi,” tambahnya.
Selain itu, dalam kegiatan terapi para pasien juga disarankan untuk mengelola stress. Untuk mengontrol agar bercak putih pada kulit tidak semakin banyak dan melebar. (Yolanda Oktaviani-Ra Indrata)