![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2024/06/WhatsApp-Image-2024-06-30-at-15.06.53_5b205cc5-1024x626.jpg)
MAKIN CANTIK: Ilustrasi pembangunan trotoar di Kota Batu. Nantinya beberapa trotoar akan dibangun dengan desain glow in the dark. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
MALANG POST – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu akan mempercantik wajah trotoar di tiga ruas jalan protokol utama. DPUPR Kota Batu akan menerapkan konsep trotoar Glow in The Dark dengan tampilan menyala saat gelap.
Program DPUPR Kota Batu ini akan dimulai pada Juli 2024 ini. Tiga ruas jalan protokol yang akan dipercantik itu diantaranya adalah Jalan Panglima Sudirman, Jalan Brosem (Bromo-Semeru) dan Jalan Diponegoro. Ketika sudah terealisasi, spot ini akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan.
Trotoar Glow in The Dark ini akan dibangun dengan memakai bahan pecahan fosfor. Total anggarannya yang digunakan sebesar Rp7 miliar bersumber dari APBD 2024.
Kabid Bina Marga DPUPR Kota Batu Eko Setyawan menyatakan, tujuan inovasi ini untuk mempercantik wajah perkotaan. Sekaligus sebagai bentuk pembangunan sarana prasarana secara berkelanjutan.
“Kami ingin mewujudkan drainase yang baik dan pedestrian atau trotoar di sepanjang Jalan Panglima Sudirman yang layak,” tuturnya, Minggu, (30/6/2024).
Dia mengatakan, inovasi ini untuk mencegah banjir yang kerap terjadi di ruas jalan tersebut, akibat saluran drainase yang tidak layak. Selain itu, wajah trotoar yang layak dan cantik dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan begitu, titik keramaian dapat dipecah.
“Harapannya ini bisa jadi spot wisata baru di Kota Batu. Selain itu, memberi fasilitas yang baik untuk pejalan kaki dan mencegah banjir. All in one,” imbuhnya.
Dia menargetkan, pengerjaan trotoar di sisi utara akan mulai dilakukan di sepanjang jalan mencapai 955 meter. Pembangunan ini program lanjutan tahun 2023 yang memiliki panjang 600 meter berada di sisi selatan.
Dalam hal ini, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada warga setempat. Termasuk beberapa pengelola usaha, terutama yang terdampak pada pembangunan.
“Sosialisasi dilakukan supaya masyarakat memahami agar ke depannya trotoar ini lebih cantik dan fungsional untuk mendukung pariwisata,” tutupnya. (Ananto Wibowo)