MALANG POST – Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Jawa Timur (Jatim), mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, membangun Water Treatment Plan (WTP).
Karena pembangunan WTP tersebut, sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan air baku pada warga Kota Malang.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Pemkot Malang, yang telah memberikan perhatian pada Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tugu Tirta Kota Malang, sebagai Badan Umum Milik Daerah (BUMD),” kata Ketua Perpamsi Jatim, H Syamsul Hadi, yang kini juga masih menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang, Kamis (27/6/2024).
Pembangunan WTP itu, tambah Syamsul, membutuhkan biaya yang cukup besar. Sekaligus harus didahului dengan kajian yang serius. Terutama berkaitan dengan analisa teknis mengenai kapasitas air baku yang diproyeksikan melalui WTP.
Dalam catatan yang ada, dirinya berasumsi, ada 830 ribu warga Kota Malang yang membutuhkan air baku, melalui layanan Perumda Tugu Tirta.
Dengan jumlah tersebut, Syamsul berasumsi ada 220 ribu pelanggan, yang membutuhkan sambungan saluran air. Dengan dasar satu Sambungan Rumah (SR) berisi empat jiwa atau satu keluarga.
“Jadi ada sebanyak 200 SR yang dibutuhkan. Sedangkan dari asumsi kebutuhan 220 ribu SR, saat ini diperkirakan sudah ada 170 ribu yang sudah terpenuhi. Sehingga, dari analisa singkatnya tersebut, masih ada 50 ribu SR yang dibutuhkan,” terang Syamsul.
Menurutnya, kebutuhan itu yang perlu dilakukan analisa. Artinya, harus ditemukan data berapa besar kapasitas air yang bisa diproduksi melalui WTP, untuk pemenuhan kebutuhan air baku, yang berujuan agar lebih efisien dan efektif.
Selain membangun WTP, sebenarnya Kota Malang juga bisa mengoptimalkan sumber air yang selama ini telah digunakan. Yakni dari Sumber Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis dan Sumber Pitu, Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Syamsul melanjutkan, berdasarkan izin, Sumber Air Wendit yang dimanfaatkan Perumda Tugu Tirta untuk kebutuhan warga Kota Malang, yakni sebesar 1.500 liter per detik.
Sumber air yang dimanfaatkan itu, cukup untuk memenuhi kebutuhan 150 ribu pelanggan. Sedangkan dari air yang dimanfaatkan, apakah itu sudah dimaksimalkan dan jika belum maksimal, bisa ditanyakan kenapa?
“Misalnya, jika kurang dari 1.500 liter per detik, seharusnya program optimalisasi,” paparnya.
Sedangkan untuk Sumber Pitu, katanya, berdasarkan catatan administrasi, kapasitas air yang digunakan sebesar 240 liter per detik.
Dengan perjanjian kerja sama yakni penggunaan atau pemanfaatan air sebesar 120 liter per detik, dibagi pada masing-masing, yakni Perumda Tirta Kanjuruhan dan Perumda Tugu Tirta. Namun, jika dilihat dari catatan yang miliki Perumda Tirta Kanjuruhan, penggunaan masih 60 liter per detik. Sehingga masih ada potensi 60 liter per detik. Dan belum lagi sumber yang mengambil sumber mata air dari wilayah Kota Batu.
“Hal itu harus ada evaluasi lagi, agar dapat untuk mengoptimalisasi. Supaya bisa menambah tandon atau pompa, sehingga biayanya akan lebih murah,” tambahnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada Direksi Perumda Tugu Tirta Kota Malang yang baru nanti, bisa untuk meningkatkan kerja sama dengan Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang. (*/Ra Indrata)