MALANG POST – Setelah sukses menggulirkan program Malang Cerdas, anggota DPR RI Dapil Jatim V / Malang Raya terpilih, dr. Gamal Albinsaid, kini meluncurkan dan melaunching Program ‘Indonesia Cerdas’, Minggu (23/6/2024) kemarin.
Founder Indonesia Cerdas sekaligus CEO Indonesia Medika, dr. Gamal Albinsaid mengatakan, program Indonesia Cerdas ini digulirkan, karena dinilai banyak anak atau pelajar yang tidak menemukan minat dan bakatnya.
“Kita menemukan permasalahan pendidikan di Indonesia. Banyak anak-anak Indonesia yang tidak menemukan minat dan bakatnya, karena kurangnya kemampuan numerasi dan literasi,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Senin (24/6/2024).
Menurut dr Gamal, numerasi dan literasi merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan numerasi dan literasi yang bagus dapat memunculkan bakat dan minat anak-anak.
“Jadi kemampuan numerasi dan literasi itu menjadi satu pondasi skill utama untuk anak-anak berkembang di kemudian hari. Apalagi pola dan sistem pendidikan di Indonesia belum memberikan kesempatan anak-anak untuk tumbuh belajar,” jelasnya.
“Karena, akses pendidikan di Indonesia ini, pendidikan tinggi bisa dicapai ketika ada kesadaran masyarakat dan kecukupan finansial untuk memberikan pendidikan,” tambahnya.
Untuk itu, lanjut dr. Gamal, pihaknya menggulirkan program Indonesia Cerdas supaya dapat memberikan kontribusi nyata memperbaiki pendidikan di Indonesia, terlebih, saat ini berdasarkan riset, bahwa kurang lebih 51 persen guru di Indonesia belum terverifikasi.
“Itu menjadi kegelisahan kami, apalagi di Indonesia guru yang berpenghasilan di bawah Rp2 juta ada sebanyak 42 persen, dan profesi yang paling banyak terjerat pinjol (Pinjaman Online) itu guru,” terangnya.
Ketika ditanya upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia di generasi muda, dr. Gamal mengaku, akan membangun growth mindset, karena berdasarkan hasil penelitian PISA, sebanyak 71 persen anak-anak pelajar di Indonesia memiliki fixed mindset, hanya 29 persen yang memiliki growth mindset.
“Itu terlihat ketika mereka ditanya apakah kecerdasan itu diturunkan (faktor keturunan) atau bisa dipelajari, jadi 71 persen anak-anak menjawab sudah terbentuk diturunkan, sedangkan hanya 29 persen anak yang menjawab bisa dipelajari,” ulasnya.
Karena, tambah dr. Gamal, saat ini jarak antara pendidikan dengan dunia kerja tinggi, untuk itu diperlukan pemahaman pentingnya figures job skills.
“Jadi, semua saling berhubungan, everything connected, kita lakukan skill-up, agar lahir daerah-daerah cerdas lainnya, misalnya Bekasi Cerdas, Semarang Cerdas, Medan Cerdas, atau Banjarmasin cerdas, yang akan menjadi titik-titik daerah yang berkontribusi dalam dunia pendidikan,” tukasnya. (***)
Penulis: Ganes Danastri Pratista Aura Afra (SMAN 3 Kota Malang)