![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2024/06/WhatsApp-Image-2024-06-08-at-18.00.11_c3da6257-1024x682.jpg)
SEREMONIAL: Plh Kepala KPwBI Malang, Dedi Prasetyo (dua dari kanan), ketika menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman dalam rangka stabilitas pasokan dan harga pangan, saat launching Kios Pangan di Pasar Dinoyo Kota Malang. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – Secara tahunan, Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,45 persen (yoy) dan 0,93 (ytd) pada Mei 2024 kemarin.
Tetapi yang perlu mendapat perhatian adalah inflasi pangan. Karena di Kota Malang inflasinya masih mencapai 5,37 persen (yoy). Sementara inflasi pangan, menjadi sangat penting dalam konteks perubahan inflasi secara umum.
“Karena kalau kita lihat, inflasi untuk komoditas lainnya. Terutama komoditas inti dan komoditas yang diatur oleh pemerintah, ada kecenderungan meningkat. Sehingga inflasi pangannya harus dikendalikan dengan baik. Supaya nanti dalam agregat inflasi masih bisa dicapai.”
Penegasan itu disampaikan, Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Dedi Prasetyo. Ketika hadir dalam Peresmian Kios Pangan Kota Malang, di Pasar Dinoyo, pada Sabtu (8/6/2024).
Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, lanjutnya, di tahun ini sudah menetapkan inflasi secara keseluruhan 2,5 persen + 1. Artinya range-nya di 1,5 persen dengan maksimal di 3,5 persen.
Di Kota Malang sendiri pada Mei 2024 kemarin, inflasinya cukup terkendali. Bahkan untuk bulanan, mencapai deflasi -0,08 persen. Sedangkan di April, inflasinya 0,08 persen. Jadi kalau ditotal menjadi 0 persen.
“Jadi keberadaan Kios Pangan ini nantinya, diharapkan bisa membawa inflasi pangan ke kisaran maksimal 3,5 persen,” tandas Deputi Kepala KPwBI Malang ini.
Kios Pangan, tambah Dedi, melengkapi apa yang sudah dimulai oleh Pemerintah Kota Malang tahun lalu, dengan menginisiasi program Warung Tekan Inflasi. Meski keberadaannya masih sangat terbatas. Baru ada di tiga titik, di tiga pasar yang menjadi lokasi survei perhitungan berjangka oleh BPS.
“Nah, keberadaan Kios Pangan ini nantinya, tidak hanya ada di tiga pasar tersebut. Tetapi juga menyebar ke pasar-pasar lain yang dekat dengan pemukiman.”
“Harapannya, permintaan di pasar yang di survei oleh BPS itu bisa dikurangi. Mudah-mudahan membuat harga di pasar yang di survei tersebut menjadi lebih stabil,” tegas Dedi.
Tak heran jika di momen yang juga dihadiri oleh Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas, Maino Dwi Hartono itu, KPwBI Malang juga mengundang enam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), yang berada di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang.
Harapannya mereka bisa melihat secara langsung pelaksanaan Kios Pangan dan bisa direplikasi di wilayah masing-masing, sepulang dari acara peresmian Kios Pangan ini.
Sehingga dengan demikian, bakal ada perluasan program Kios Pangan yang sudah diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) di wilayah kerja KPwBI Malang.
“Dengan begitu, mereka bisa melihat secara langsung pelaksanaan Kios Pangan dan bisa direplikasi di wilayah masing-masing, sepulang dari acara peresmian Kios Pangan ini.”
“Lewat cara tersebut, nantinya bakal ada perluasan program Kios Pangan, yang sudah diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) di wilayah kerja KPwBI Malang,” harap Dedi.
![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2024/06/WhatsApp-Image-2024-06-08-at-18.01.43_fdd1aead-1024x682.jpg)
PROSESI: Penanaman cabai secara simbolis, dilakukan pada saat launching Kios Pangan Kota Malang di Pasar Dinoyo. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Sementara itu, launching Kios Pangan Kota Malang, dalam rangka Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (Kipas Sorga), langsung dilakukan oleh Maino Dwi Hartono.
Ikut hadir juga Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan serta Direktur Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas), Dodot Tri Widodo.
“Kota Malang ini sudah curi start. Padahal Bapanas masih membuat petunjuk teknis soal Kios Pangan itu pada awal Mei Kemarin. Tapi di Kota Malang malah sudah di-launching. Ini benar-benar kejutan buat kami,” ujar Maino, yang hadir mewakili Kepala Bapanas, H. Arief Prasetyo Adi, ST., MT.
Bukan itu saja, Bapanas juga memberikan apresiasi kepada Pemkot Malang, lantaran bisa menghadirkan 37 outlet Kios Pangan, yang tersebar di tiga pasar. Yakni Pasar Dinoyo, Pasar Oro Oro Dowo dan Pasar Kasin.
“Dengan hadirnya Pasar Pangan ini, masyarakat akan dimudahkan mendapatkan sembako dengan harga murah dan terjangkau. Sebab bahan sembako dihadirkan langsung dari produsennya.”
“Jadi dari petani langsung ke Kios Pangan. Itu sudah memotong banyak rantai distribusi. Secara otomatis bisa menekan harga. Warga pun bisa mendapatkan harga yang terjangkau di Kios Pangan,” tandasnya.
Kios Pangan itu sendiri, dikelola langsung oleh pemerintah daerah. Bersinergi dengan berbagai stakeholder pangan. Supplier-nya yang berasal dari produsen pertama. Mulai dari Bulog, petani, peternak, dan lainnya.
“Ada integrasi dengan pemerintah, untuk bisa menekan harga. Sekaligus bisa menjaga harga agar terus terjangkau oleh masyarakat.”
“Sekarang mungkin baru mulai di Kota Malang. Diharapkan terus bisa berkembang di kota-kota lainnya. Sehingga harapan kita semua, harga-harga bahan pangan bisa kita kendalikan dan pada gilirannya juga bisa menekan inflasi,” tegas Direktur SPHP Bapanas ini. (Ra Indrata)