MALANG POST – Mereka datang dari 93 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Para mahasiswa yang tergabung dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan 4 tahun 2024 ini, hadir dengan pakaian khas daerah masing-masing.
Di halaman Kampus C Universitas Insan Budi Utomo (Universitas IBU), ke 475 mahasiswa PMM 4/2024, ikut menampilkan kesenian khas daerah. Di even Konser Heppiee, Festival Budaya Nusantara.
Rektor Universitas IBU, Dr. Nurcholis Sunuyeko, M.Si., menyebut, 405 mahasiswa program PMM 4/2024 tahun ini, adalah terbanyak sepanjang empat angkatan yang sudah berjalan.
Bahkan untuk skala nasional, Universitas IBU menduduki peringkat ketiga jumlah mahasiswa program PMM. Serta menjadi jawara di level kampus di Jawa Timur, yang berjumlah lebih dari 380 perguruan tinggi.
“Ini membuktikan bahwa Universitas IBU, benar-benar menjadi pilihan utama untuk program PMM di Indonesia. Para mahasiswa itu, merasakan betul bagaimana cara kami menerima mereka di program pertukaran mahasiswa,” ujar Sam Rektor, sebutan akrab Nurcholis Sunuyeko.
Sementara dari kurikuler, lanjut Sam Rektor, Universitas IBU memberikan nilai lebih pada kurikulum. Agar mahasiswa program PMM bisa menguasai kompetensi pada bidangnya masing-masing.
“Kurikulum yang kami tawarkan, juga memberikan kelebihan agar mereka bisa cepat beradaptasi dalam kegiatan bermasyarakat dan pergaulan sehari-hari.”
“Mereka juga diusahakan semaksimal mungkin menguasai, menghayati serta mengamalkan ke-budiutama-an. Karenanya tadi ada ikrar ke-budiutama-an, yang meliputi ke-Indonesia-an, kemanfaatan, kepedulian, kepatuhan dan kepatutan,” tegas Pembina PWI Malang Raya ini.
Sedangkan menyoal Festival Budaya itu sendiri, Sam Rektor menyebut sebagai wahana kurikuler, yang harus dilaksanakan untuk mahasiswa program PMM.
“Ini sebagai kegiatan wajib. Karena mereka juga wajib mengetahui dan menghayati betapa budaya di Indonesia ini sangat bervariasi,” tegasnya.
Selain itu, lanjut anggota Dewan Pakar PWI Jawa Timur ini, dengan festival budaya, mahasiswa juga bisa mengetahui selain aspek-aspek yang terkait dengan benar atau salah alias logika. Juga mengetahui yang berkaitan dengan baik dan buruk, atau dengan etika.
“Namun juga mereka harus diasah dengan kemampuan estetiknya.
Dan ini selalu kita laksanakan setiap tahun,” pungkasnya.