MALANG POST – Lima dari sembilan korban kecelakaan tunggal, dirawat di RST Soepraoen Malang. Selasa (16/5/2024) siang, Bupati Malang, HM Sanusi, membesuk para korban selamat di ruang Nusa Indah RST Soepraoen Malang. Ia sempat berbincang dengan keluarga korban dan dokter.
“Menurut keterangan dokter ortopedi, kondisinya secara umum normal, masih perlu diobservasi, ” ungkap Sanusi kepada wartawan.
Selama 15 menitan, Sanusi dan rombongannya melihat kondisi para korban, yang sebagian anak-anak.
Disinggung soal gelapnya jalur Ngadas Poncokusumo, Sanusi menjelaskan pihaknya akan berkordinasi dengan kementerian dan instansi terkait. Pasalnya, jalur Jarak Ijo itu merupakan wilayah TNBTS dan Perhutani.
“Nanti kita koordinasikan dengan kementerian PUPR, karena jalan itu, wilayah TNBTS dan Perhutani, kewenanganannya PUPR. Nanti kita juga koordinasikan dengan dinas perhubungan, agar tidak gelap dan sopir bisa berhati-hati, ” sebutnya.
Disinggung soal bantuan, Sanusi akan berkordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan. “Untuk bantuan pada korban, kita koordinasikan dengan dinas, kalau ada BPJS, ya BPJS, kalau tidak ada, Pemkab yang akan bantu seluruhnya (biaya). Kita punya anggaran untuk keluarga tidak mampu, ” urai Sanusi.
Terpisah diwawancarai, Dr M Syarif, dokter Ortopedi penanggung jawab (DPCP) menjelaskan kondisi para korban. Ia menyebut, saat kejadian, dialah yang menyarankan merujuk ke RST Soepraoen Malang. Sebab, menurut Syarif, RST memiliki sarana dan prasarana lengkap.
“Awalnya di RS Sumber Santoso Tumang, kebetulan saya di sana juga. Lalu kita advice, Kita rujuk ke tempat yang sarana prasarananya lebih lengkap jadi dirujuk ke sini, ” jelas Syarif.
Syarif lalu merinci ada lima total korban yang kini jadi pasien. Satu ditangani dokter bedah syaraf, luka diwajah, empat ditangani dokter spesialis ortopedi. Keseluruhan kondisi saat ini membaik.
“Cedera kepala membaik. Besok kalau tidak ada kondisi memburuk kami akan operasi. Pasien lukanya namanya patah tulang tertutup. Lainnya babras lecet saja. Tidak ada data pasien yang hamil, ” terang Syarif.
Menurut Syarif, masa pemulihan anak-anak lebih cepat dibanding orang dewasa. Pasien anak-anak, menderita di kaki dan tangan. Ada juga yang di paha.
“Kalau Fatin, di dada, bahu dan tungkai. Untu anak-anak kita tenangkan psikologis nya lebih dulu. Semuanya penanganan ekstra, kita observasi nafas dulu, ” ungkap Syarif. (Santoso FN)