Oleh: Reza Alifiah Azzahra
SDGS (Sustainable Development Goals) adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia secara global. Pada SDGS terdapat 17 goals yang diharapkan dapat terwujud sebelum 2030, di poin ke 7 terdapat tujuan yaitu menjamin akses energi yang murah,bersih, dan berkelanjutan. Energi bersih dihasilkan dari energi baru terbarukan (EBT). Di Indonesia potensi energi baru terbarukan sangatlah besar mengingat negara kita kaya akan sumber daya alamnya.
Kondisi alam yang berbeda-beda yang tidak dapat diprediksi manusia merupakan tantangan penggunaan energi baru terbarukan, seperti cahaya matahari yang tidak selalu bersinar sepanjang hari dan angin yang tidak dapat diprediksi berhembus dengan kencang atau tidak. Tantangan lain juga berupa biaya yang besar untuk perawatan dan penyimpanan energi supaya energi yang dihasilkan tetap efisien dan tidak terbuang sia-sia. Meskipun memiliki kekurangan, energi terbarukan memiliki lebih banyak manfaat seperti tidak akan berkurang karena selalu ada dan dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia karena menghasilkan sedikit atau tidak ada emisi gas rumah kaca.
Inovasi Pump Hydro Storage (PHS) merupakan langkah untuk mendapatkan energi yang murah dan berkelanjutan, Inovasi ini merupakan jenis penyimpanan energi yang memanfaatkan prinsip mekanika. Penggunaan dari pump hydro storage (PHS) ini sudah banyak digunakan oleh negara uni eropa seperti Belanda, Swedia, dan Jerman yang dihasilkan dari hybrid energy (dua sumber energi yang disatukan) yang berasal dari kincir angin dan pembangkit listrik tenaga air. Melihat Indonesia merupakan negara tropis yang mendapatkan sinar matahari secara maksimal maka inovasi ini dapat dikembangkan menggunakan panel surya dan pembangkit listrik tenaga air yang disatukan. Dikarenakan pump hydro storage (PHS) memiliki cara kerja yang sama seperti penyimpanan maka pada malam hari atau saat matahari tidak bersinar sepenuhnya maka pump hydro storage (PHS) dapat digunakan.
Perbedaan pump hydro storage (PHS) dengan baterai penyimpanan adalah dari segi penyimpanannya. Baterai penyimpanan hanya berfungsi menyimpan energi yang berlebih dan disimpan dalam bentuk kimia di sel baterai, namun memiliki umur yang terbatas dan siklus hidupnya tinggi. Energi yang disimpan oleh pump hydro storage (PHS) adalah berbentuk energi potensial air yang dipompa dari reservoir (tempat yang digunakan untuk menyimpan cadangan) yang lebih rendah ke reservoir yang lebih tinggi, kelebihan pump hydro storage (PHS) adalah pada kapasitas yang jauh lebih besar dari baterai penyimpanan dan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Penggunaan hydro pump storage yang akan digunakan adalah dengan menggunakan panel surya land based (berada diatas permukaan yang padat) atau floating (mengapung di air) dan turbin air yang berasal dari pembangkir listrik tenaga air (PLTA), namun karena penyerapan panel surya floating lebih banyak dikarenakan mendapat pantulan cahaya matahari dan permukaan air. Penggunaan panel surya floating sudah ada pada Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat yang telah menjadi PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) apung terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia setelah China dan India. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Jatiluhur yang berada pada kabupaten yang sama dengan Waduk Cirata merupakan waduk terbesar di indonesia dengan ketersediaan air baku sebesar 814.399.963,00 m3 /tahun, maka inovasi pump hydro storage (PHS) ini dapat diimplementasikan pada wilayah Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata.
Cara kerja dari pump hydro storage (PHS) adalah dengan melibatkan waduk dan kolam reservoir (penyimpanan) dengan ketinggian berbeda, maka air yang dikeluarkan dari waduk yang menggerakkan turbin akan masuk ke kolam reservoir yang memiliki ketinggian dibawah waduk, pump hydro storage (PHS) akan mentransfer air dari kolam reservoir kembali ke atas lagi, sehingga pada malam hari atau pada waktu matahari sudah tidak bersinar secara maksimal, air pada pasokan tidak berkurang dan tetap menghasilkan energi yang berasal dari turbin air.
Menurut analisa strengths, weaknesses, opportunities, threats (SWOT) atau dalam bahasa indonesia kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pump hydro storage (PHS) memiliki kekuatan yaitu menjadi salah satu teknologi penyimpanan energi skala besar yang telah mature (matang) secara teknologi, memiliki biaya yang rendah daripada baterai penyimpanan karena memiliki ketahanan yang lebih lama. Kelemahan dari pump hydro storage (PHS) yaitu dibutuhkan luasan yang cukup besar untuk teknologi pump hydro storage (PSH), sehingga memerlukan biaya yang cukup banyak pada pembebasan lahan, dan Teknologi pump hydro storage (PSH) dapat merusak ekosistem biota air, sehingga diperlukan solusi, salah satunya adalah dibangunnya fishway (jalur ikan). Peluang dari pump hydro storage (PHS) yaitu sebagai salah satu cara peningkatan energi terbarukan (ET) dengan power rating (daya semu) yang lebih tinggi daripada baterai, dan dapat menyimpan energi secara massal. Ancaman dari pump hydro storage (PHS) yakni harus memiliki kondisi geologi yang stabil, jika terjadi gempa bumi atau kondisi geologi yang buruk akan terjadi kerusakan.
Dengan kemampuannya untuk menyimpan energi dalam jumlah besar dan memasoknya kembali ke jaringan listrik dengan cepat saat dibutuhkan, pump hydro storage (PHS) menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi ketidakstabilan pasokan energi yang sering terjadi pada sumber energi terbarukan. Ke depannya, pengembangan teknologi pump hydro storage (PHS) yang lebih efisien dan terjangkau akan menjadi kunci penting dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan. Sejalan dengan itu, penelitian dan inovasi terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas, efisiensi, dan integrasi pump hydro storage (PHS) dengan sistem grid modern, menjanjikan masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan bagi generasi yang akan datang. (***)