Malang Post – Ratusan civitas akademika. Terdiri dari pengurus yayasan, dosen pengajar, karyawan beserta para mitra Universitas Islam Malang (UNISMA). Menghadiri halalbihalal yang digelar di Gedung Bundar Unisma, Rabu (17/4/2024). Digelar mulai pukul 09.30 hingga 11.00 WIB.
Halalbihalal merupakan agenda rutin setiap tahun, yang diadakan oleh Unisma. Para tamu bersalam-salaman. Mengucap Selamat Idul Fitri 1445 H. Meminta maaf atas kesalahan yang pernah mereka perbuat.
Rektor Universitas Islam Malang, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si menjabarka, halalbihalal ini digelar untuk mempererat tali silaturahmi antar stakeholder, yang ada di lingkungan Unisma.
“Halalbihalal tidak hanya menjadi momen saling memaafkan. Juga ajang silaturahmi bersama.”
“Tentu harapannya, semua pihak yang berafiliasi tetap menjaga kekompakan. Terus menjalin kerja sama antar lini. Serta meningkatkan sinergi dalam menjalankan tugas-tugas kelembagaan di lingkungan kampus,” urainya.
Didasari dengan wahdatul wujud, yakni atas dasar akidah yang kokoh, setelah puasa Ramadan.
Setelah itu, kata Rektor, momen ini adalah upaya membangun kebersamaan yang solid dan kuat untuk melangkah maju bersama.
Rektor menganalogikan seperti halnya tanah. Yang diciptakan kuat dan stabil. Karena terdapat sebuah pondasi atau paku bumi yang kuat. Yakni sebuah gunung.
Maka hal ini selaras dengan kebersamaan yang solid. Menjadi sebuah motivasi atau motor untuk bergerak maju, dalam mengembangkan kampus Unisma.
SAMBUTAN: Rektor Unisma, Prof Dr Maskuri MSi dalam pidatonya di Halalbihalal Unisma. (Foto: Unisma for Malang Post)
“Manusia ini diciptakan dari tanah. Tanah itu stabil. Tanah menumbuhkan dan tidak bergejolak. Diharapkan banyak mahluk dan menghasilkan segala sesuatu.”
“Beda dengan iblis yang diciptakan dari api. Menghasilkan banyak gejolak, yang justru membakar dan tidak diinginkan,” kata Prof. Maskuri.
Sivitas akademika Unisma, lanjut Maskuri, dianalogikan seperti tanah. Lantaran tanah dapat memberikan arti pentingnya banyak unsur yang ada didalamnya.
Banyak asa yang diharapkan mampu untuk tercipta dan menciptakan peradaban, yang lebih mendalam untuk Indonesia dan dunia.
“Itu semangat kita. Manusia diciptakan dari tanah dan kembali ke tanah. Maka tanah ini dianalogikan kepada civitas agar berkontribusi besar untuk Indonesia dan dunia,” tandasnya
Kesempatan halalbihalal ini, satu per satu dari semua undangan pun memanfaatkan momen tersebut, untuk bersalam-salaman sebagai simbol saling memaafkan.
Sembari menikmati hidangan, mereka saling mengobrol dan menjalin keakraban. (M. Abd. Rahman Rozzi)