Malang Post – Direktur Utama PD Jasa Yasa Kabupaten Malang, Djoni Sudjatmoko menyebutkan, terjadi lonjakan pengunjung di pantai Balekambang pasca lebaran. Yaitu pada 13 hingga 15 April 2024. Setiap harinya mencapai lebih dari lima ribu pengunjung.
Hal itu disampaikan Djoni, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (16/4/2024).
Pada 14 April, katanya, merupakan puncak kunjungan wisatawan di Pantai Balekambang. Angkanya mencapai 6.500 pengunjung perhari.
“Angka tersebut meningkat tiga kali lipat dari kunjungan hari biasa. Kunjungan itu didominasi oleh wisatawan dari luar kota,” katanya.
Pihak Jasa Yasa sendiri, tambah Djoni, juga meningkatkan koordinasi dengan PMI, menambah perambuan, serta penjagaan di kawasan pantai, untuk menjaga keamanan wisatawan.
Namun demikian, Djoni berharap Pemkab Malang bisa segera memperbaiki akses menuju pantai Balekambang dan Ngliyep. Khususnya jalan di area Kecamatan Bantur desa Srigonco.
“Informasi yang kami terima, saat ini proses perbaikan jalan menuju pantai sudah naik lelang sejak Maret lalu. Akhir tahun ini, diperkirakan jalan menuju Balekambang sudah mulus,” sebutnya.
Selain itu, pihak PD Jasa Yasa juga mengupayakan untuk mendorong Pemda, agar segera melakukan pembenahan di beberapa titik jalan lain yang rusak. Untuk memudahkan akses wisatawan menuju ke beberapa pantai lainnya di area Malang Selatan.
Sementara itu untuk kawasan Kota Batu, Ketua PHRI Kota Batu sekaligus Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata kota Batu, Sujud Hariadi menyampaikan, terjadi penurunan pengunjung di beberapa destinasi wisata di Kota Batu, dalam edisi libur lebaran 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut Sujud, penyebab turunnya animo masyarakat karena masyarakat beralih ke wisata di wilayah lain dan condong ke wisata alam.
“Daerah lain juga mulai banyak membuat banyak destinasi baru seperti Madiun, Jember dan Banyuwangi,” sebutnya.
Kemudian asumsi lain, penyebab menurunnya kunjungan wisatawan, yaitu imbas menurunnya pertumbuhan ekonomi masyarakat dibanding tahun sebelumnya.
Akibatnya, daya beli masyarakat menurun, disertai dengan jarak libur Nataru dan Idul Fitri yang berdekatan. (Yolanda Oktaviani – Ra Indrata)