Malang Post – Singo Edan di ujung tanduk. Bayang-bayang degradasi ke Liga 2, semakin dekat. Kalau pun masih ada celah untuk bertahan, sangat kecil dan butuh perjuangan ekstra keras. Ditambah keberuntungan dan tergantung nasib dari tim lainnya.
Itu setelah di pekan ke-31, secara mengejutkan kembali kalah. Bahkan dengan skor cukup telak. 1-4 (1-2). Kali ini dari sesama penghuni papan bawah, PSS Sleman. Di Stadion Manahan, Solo. Senin (15/4/2024) sore.
Sementara pesaing terdekatnya, Persita Tangerang, di hari yang sama berhasil menahan imbang Persib Bandung, 3-3. Di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Hasil itu membuat Arema FC, mantap berada di peringkat ke-16. Alias di zona degradasi. Selisih satu poin dengan Persita, yang ada di posisi ke-15. Serta tiga poin dari peringkat ke-14, RANS Nusantara FC.
Jelas kehilangan poin dari sisa tiga laga di babak reguler series Liga 1 musim 2023/2024 ini, menjadikan pukulan telak bagi anak asuh Widodo Cahyono Putro. Yang sebelum bertolak ke Solo, sangat optimis bakal mampu mencuri poin.
Apalagi di pekan ke-32, Minggu (21/4/2024) mendatang, tim yang berdiri pada 1987 ini, harus bertandang ke Stadion Batakan. Dijamu tuan rumah Borneo FC.
Setelah itu, dua lawan berat sudah menanti di dua laga terakhir. Yakni menjamu PSM Makassar, pada Kamis (25/4/2024) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Serta di penghujung putaran kedua, bertandang ke Stadion Pamelingan, Pamekasan. Untuk menantang tuan rumah Madura United, pada Selasa (30/4/2024) mendatang.
Kehilangan poin di Stadion Manahan, adalah kali ketiga secara berturutan, yang didapatkan Arema FC. Sejak tim ini dibesut mantan pelatih Deltras Sidoarjo.
Sebelumnya, Arema FC menyerah 0-1 dari Persebaya pada Rabu (27/3/2024) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Lalu kalah 3-4 lawan Persita Tangerang, di Stadion Indomilk Arena, pada Rabu (13/3/2024).
Melihat penampilan Johan Ahmat Farizi di laga yang dipimpin wasit Thoriq M. Alkatiri, faktor mental bertanding menjadi penyebab utama. Paling terlihat justru di babak kedua laga. Ketika posisi Arema FC, sudah tertinggal 1-2 di babak pertama.
Padahal di 45 menit pertama, Arema FC sempat memberikan perlawanan. Saling serang dan saling mencetak gol terjadi. Mulai dari gol Ajak Chol Riak menit ke-16. Di balas gol Charles Raphael de Almeida, lewat tendangan bebas di menit ke-30. Lalu PSS kembali mencetak gol di menit ke-40, lewat Kevin Gomes de Oliveira.
Lebih menarik lagi, tiga dari empat gol yang bersarang ke gawang Julian Garcia Schwarzer, dihasilkan lewat tandukan kepala. Mulai dari dua gol di babak pertama dan gol Saddam Emiruddin Gaffar di menit ke-90+3.
Pemain-pemain PSS Sleman, tampaknya paham betul bagaimana cara menjebol gawang kiper asal Filipina tersebut. Selain saat duel di udara, saat tiga gol itu terjadi, tidak ada pemain Arema FC yang ikut melompat untuk menyambut bola.
Lalu ditambah mental pemain yang jeblok, saat babak kedua yang banyak menyerang. Tapi justru gawang Arema FC mudah kebobolan. Hingga Sneyder Julian Guevara Munoz, harus mencetak gol bunuh diri.
Komunikasi yang menjadi penyebab. Dalam sebuah serangan, bek tengah asal Kolombia itu mencoba mengamankan bola. Dengan heading bola ke belakang.
Padahal saat itu, Julian Schwarzer sudah berteriak untuk melepas bola, karena posisinya sudah menyambut ke arah bola.
Akibat miskomunikasi itu, bola heading Julian Guevara, meluncur pelan ke arah gawang yang sudah kosong. Karena sudah ditinggal kipernya untuk menyambut bola.
Tak heran selepas gol itu tercipta di menit ke-85, Julian Schwarzer terlihat marah-marah kepada pemain dengan nomor punggung 6.
Sejak saat itu, Arema FC semakin ketat mendapat gempuran lawan. Apalagi setelah beberapa pemain kunci, harus ditarik keluar karena cedera.
Hingga dalam sebuah serangan dari sektor kiri gawang Arema FC, pemain PSS Sleman berhasil mengirimkan umpan lambung. Di depan gawang Arema FC, Saddam Gaffar, sudah menunggu dengan tandukan kepala.
Padahal ketika itu, Bagas Adi Nugroho menempel Saddam. Tetapi tidak ada pergerakan untuk duel di udara, saat Saddam menyambut umpan lambung tersebut.
Walhasil proses gol lewat tandukan kepala, kembali terjadi ke gawang Arema FC. Sementara Julian Schwarzer, hanya bisa melihat bola masuk, karena sudah mati langkah. (Ra Indrata)