Malang Post – Terkait pembuangan sesaji berupa kendil, merupakan inisiatif korban Aziz. Dijelaskan Gandha, pembuangan kendil sesaji dimaksudkan untuk ritual agar ibu korban sembuh dari sakit.
Kronologis awal, Rabu (27/3/2024) sore tersangka diminta korban untuk membantu membuang kendi. Rabu sore, tersangka mendatangi rumah korban. Adapun tersangka mau diajak korban, karena tersangka sering berhutang. Rumornya, hutang tersangka mencapai jutaan rupiah.
“Korban ini ibunya sakit. Pembuangan buang sial, buang sesaji. Awalnya ditanam di dekat sungai. Seperti mencapat bisikan gaib agar dibuang ke tempat jauh. Sebenarnya temannya ada 1 lagi tapi temannya tidak ikut, ” urai Gandha.
Usai mengambil kendi sesaji dekat rumah, tersangka dan korban memilih menuju gunung katu. Masing masing menaiki sepeda motor. Menuju lokasi beriringan. Posisinya, korban naik motor Shogun di depan tersangka.
Terkait badik, Gandha menyebut korban yang memiliki dan membawanya. Badik itu dibawa korban untuk membersihkan tanaman saat berada di Gunung Katu, Sumberpang, Sumbersuko Wagir.
“Setelah berdoa, ada ajakan. Korban yang mengajak tersangka (berhubungan badan sesama jenis–red). Tersangka menolak dan terjadilah perebutan senjata tajam. Keduanya berkelahi, ” urai Gandha.
Dalam pergumulan, tersangka berhasil memegang badik. Tersangka lalu menyabetkan badik ke leher, tengkuk dan punggung. Setelahnya merampas ponsel dan uang tunai. Ponsel korban sempat dibawa tersangka dan dibuang di wilayah Dau.
Arah tersangka ini tidak kembali pulang ke Harjokuncaran Sumbermanjingwetan melainkan ke arah Ngantang. Hal ini berbeda dengan pengakuan awal yang mengaku lebih dulu pulang ke rumah istrinya di Harjokuncaran.
Selidik punya selidik, tim berhasil menemukan barang bukti kunci itu. Barulah, Jumat (5/4) malam, tim langsung meluncur Sumawe dan mengamankan tersangka. Alot, tersangka sempat melontarkan banyak alibi. (Santoso FN)