Malang Post – Sosialiasi peran kader posyandu upaya percepatan penurunan stunting, lewat peningkatan gizi keluarga. Diikuti 114 orang kader posyandu dari 10 RW di lingkungan Kelurahan Kauman, Klojen. Dipaparkan dokter spesialis anak dari RS Hermina Tangkubanprahu Malang, dr. Dian Maharani Yulia Martha, SpA
“Acaranya kita gelar secara kolaboratif bersama Kelurahan Kauman serta Puskesmas Arjuno, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dalam rangka Program Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan pada Sub Kegiatan Peningkatan Kesadaran Keluarga Dalam Membangun Kerja Sama Antar Keluarga, Warga, dan Kelompok Masyarakat, Bertempat di Gedung Aula Kelurahan Kauman,” ungkap Direktur RS Hermina Tangkubanprahu Malang, dr Wenny Retno Sarie L, MMRS., FISQua, Kamis (28/03/2024).
Dia pun mengatakan, giat sosialisasi ini komitmennya dalam mendukung program pemerintah kota (Pemkot) Malang. Utamanya dalam menyelesaikan permasalahan stunting di Kota Malang.
“Oleh karenanya, kami dari RS Hermina merasa perlu berperan aktif berkolaborasi dengan stake holder, komunitas, puskesmas, posyandu dan lainnya. Melakukan sosialisasi sekaligus mengedukasi masyarakat. Khususnya kader posyandu dari 57 kelurahan,” kata dr. Wenny.
Masih kata dr. Wenny, setelah dilakukannya sosialisasi serta edukasi secara masif berkelanjutan serta berkesinambungan kepada masyarakat. Dapat menambah pemahaman tentang kesehatan bagi masyarakat, khsususnya persoalan stunting.
“Diyakini olehnya, bisa menyebar perlahan tapi pasti. Bakal berdampak positif pada lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyelesaian stunting tidak bisa kita selesaikan sendirian. Tapi mesti dilakukan berkolaboratif, sama-sama ikut memikirkan sekaligus menuntaskannya,” ucapnya.
Sementara, dokter spesialis anak, RS Hermina Tangkubanprahu Malang, dr Dian Maharani Y.M., Sp.A memaparkan, dampak dari stunting menimpa pada seorang anak. Tidak menyebabkan tinggi dan pertumbuhan badan semata. Tapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif dan motorik serta gangguan metabolik anak.
“Kita pun patut mewaspadai dampak stunting pada intelektual anak ke depannya. Faktornya pun patut kita jabarkan agar mereka (orang tua atau keluarga) paham. Apa saja faktor-faktor tersebut. Salah satunya adalah kemiskinan, ketidaktahuan serta adanya sikap penelantaran,” paparnya.
Disebutkannya lagi, tak kalah pentingnya lagi anak penderita stunting rawan idap sakit. Disebabkan, kebutuhan asupan gizi makan dan minumnya kurang nutrisi, vitamin, protein maupun lainnya. Kondisinya tubuhnya bisa dikatakan lemah, dan perkembangannya lambat tidak pada umumnya.
“Untuk itu, zat gizi yang dibutuhkan dikonsumsi harus ideal. Kita contohkan seperti mineral ada kalsium, selenium, fluorin, magnesium dan lainnya lagi. Segi vitaminnya ada kobalamin, folat, vitamin D dan K serta vitamin A maupun E. Semuanya kita berikan sesuai takaran dan aturannya,” beber dr. Dian Maharani.
Menurutnya, keluarga sehat adalah cukup asupan gizinya, bahagia kehidupannya, adanya rutinitas pemeriksaan berkala dan berkelanjutan. Sering dilakukannya konsultasi, sedini mungkin jika dirasa ada yang kurang baik pada kesehatan anak.
“Kebutuhan imunisasi yang menjadi kewajiban bagi anak, di masa pertumbuhan dan perkembangannya. Hendaknya kita penuhi secara keseluruhan, imunisasi lainnya sebagian ada yang bersifat tambahan atau pelengkap,” imbuhnya.
Usai membuka sosialisasi acara tersebut, Sekretaris lurah (Seklur) Kelurahan Kauman, Ikbal Burhan menyampaikan, kasus stunting di wilayahnya ada sekitar 41 kasus. Terpantau pada Februari 2024 kemarin.
Kasusnya itu, lanjut dia, tersebar di RW 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9 dan 10. Untuk usianya, mereka mulai 1 sampai 4 tahunan. Kondisi perkembangan tubuhnya, sesuai data yang dimilikinya, ada yang kategori kurang dan sangat kurang atau berat badan normal.
“Dengan adanya hal itu, kami terus berupaya menekan akan kasus stunting tersebut. Khususnya berada di wilayah Kelurahan Kauman. Selain itu, sejauh ini kami pun terus melakukan pembinaan, edukasi, sosialisasi. Sebagaimana hari ini, kita kolaboratif dengan RS Hermina maupun Puskesmas setempat,” jelas Ikbal kepada Malang Post.
Disamping itu, untuk mewujudkan penekanan angka stunting lebih greget lagi. Kelurahan Kauman telah mempersiapkan anggaran untuk kebutuhan penuntasan stunting. Bertujuan angka stunting menurun di Kauman sini.
“Upaya kita lainnya, bersama kader posyandu serta elemen masyarakat di Kauman sini. Menggalakkan program dukungan tambahan, semisal rumah donasi. Guna menunjang pemberian makanan dan minuman kepada keluarga rawan maupun terkena stunting. Kita ambilkan dari dana CSR (donasi) dari masyarakat Kauman,” pungkasnya. (Iwan Irawan)