Malang Post – Tim penilai lomba Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Timur 2024 melakukan penilaian lapangan di Desa Senggreng, Sumberpucung, Kabupaten Malang, kemarin (21/3/2024).
Rombongan kunjungan ini sejumlah enam orang tim penilai, yang merupakan gabungan beberapa unsur. Mereka adalah Yuni Dwi Tjadikijanto, SE (Ketua tim Pengendalian Penduduk) dan M. Rif’an Agus, Mursyidul Ibad, (KKI Provinsi Jatim), Yenny Christinawati (DP3AK Jatim), Harijono (KS), dan Ika Wahyu Natalia, S.IP.,M.Med.Kom (Keluarga Berencana/KB).
Kehadiran tim penilai lapangan Provinsi Jatim, juga disambut Bupati Malang, M Sanusi.
Dalam sambutannya, Bupati Sanusi berharap, kampung ini bisa menang penilaian, untuk selanjutnya menjadi modal meraih yang terbaik.
“Keberadaan kampung (KB) ini nantinya diharapkan berjalan lebih baik. Kehadiran tim penilai juga menjadi pendorong tersendiri menuju hal tersebut,” kata Bupati Malang, kemarin.
Di ajang lomba Kampung KB tingkat Jatim ini, Desa Senggreng, Sumberpucung sendiri akan bersaing dengan Desa Bogoarum, Kabupaten Magetan, dan Desa Bangsalan, Kabupaten Ponorogo, untuk dipilih mewakili Jatim di tingkat nasional.
Dikonfirmasi, Kepala Desa Senggreng Rendyta Witrayani Setyawan berharap, Desa Senggreng bisa menang, karena Senggreng juga masuk nominasi tiga besar kampung KB tingkat Jatim.
“Kami optimis menang. Harapan kami, tentu kami bisa mewakili Jatim menjadi kampung Keluarga Berkualitas di tingkat nasional,” ujarnya.
Saat penilaian lapangan oleh tim penilai, menurut Rendyta difokuskan pada 9 titik yang dikunjungi. Terkait hasil program yang akan dijalankan, salah satunya adalah penurunan stunting. Pihaknya akan terus menurunkan hingga zero stunting di Desa Senggreng melalui kampung KB ini.
“Harus ada sistem mencegah stunting sejak dini. Dimana sistem itu untuk calon pengantin, semenjak akan melakukan pendaftaran pernikahan. Nah, kader-kader desa untuk stunting itu akan memberikan edukasi agar calon pengantin punya pemahaman. Supaya tidak menciptakan stunting baru,” jelasnya.
Dalam kunjungan penilaian lapangan ini sendiri, tim diperkenankan mengajukan beberapa pertanyaan kepada sampel kepala keluarga juga stakeholder terkait, terkait setidaknya 3 (tiga) variabel outcome (hasil).
Yakni, terkait pasangan usia subur (PUS) berstatus miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang terdaftar Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Selain itu, terkait pelaksanaan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), rumah layak huni, dan akses air minum di kawasan kampung tersebut.
Tim penilai juga memotret penurunan angka Prevalensi Stunting, berdasarkan data petugas desa, juga puskesmas dalam kurun 2 tahun terakhir. (Choirul Amin)